5 Suku Kanibal yang Masih Hidup di Era Modern, Ada yang Dimasak, Difermentasi dan Dibuat Jadi Sup

5 Suku Kanibal yang Masih Hidup di Era Modern, Ada yang Dimasak, Difermentasi dan Dibuat Jadi Sup

Suku Sentinel yang disebut masih melakukan tradisi kanibal di era modern.-Northsentinel/Ig-radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM – Ada 5 suku di dunia yang diketahui kanibal. Sebagian telah menghentikan kebiasaan itu, tetapi ada juga yang masih bertahan.

Kebanyakan, mereka hidup di pedalaman hutan. Bahkan terisolir di tengah pulau. Sehingga tidak mendapatkan terpaan zaman modern.

Tidak dipungkiri, masih banyak suku di dunia yang mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya. Salah satunya adalah suku-suku yang masih memepertahankan tradisi kanibal atau kanibalisme.

Seperti diketahui, kanibal atau kanibalisme adalah sebuah fenomena di mana satu makhluk hidup makan makhluk sejenis lainnya.

BACA JUGA:Penerbangan di Bandara Husein Sastranegara yang Mungkin Pindah ke Kertajati, Cuma Disisakan 1

Fenomena ini terkadang disebut anthropophagus. Dalam Bahasa Yunani anthropos berarti “manusia” dan phagein artinya “makan”.

Siapa mereka, suku-suku yang masih mempertahankan kanibalisme di era moderen ini? Nah, berikut ini uraian singkat suku-suku tersebut:

1. Sekte Aghori

Suku terasing di India ini viral pada 2017 lewat liputan CNN. Penulis Reza Aslan meliput langsung suku kanibal ini dan menunjukkan dengan jelas ia tidak nyaman serta takut saat salah satu anggota suku ini mengancam akan memenggalnya apabila ia terus bicara.

Suku/Sekte Aghori menolak konsep baik dan buruk. Mereka percaya dapat meningkatkan kesadaran diri sendiri saat melakukan hal yang dihindari orang lain. Seperti makan daging manusia, menggunakan tengkorak manusia sebagai mangkuk, makan tinja sendiri, dan berkeliaran telanjang.

BACA JUGA:Momen Dahlan Iskan Kembali ke Al Zaytun, Diajak Lihat Bunker dan Bangunan yang Disebut Sinagog, Ternyata...

Prinsip Aghori sederhana. Mereka makan dan minum dari alam. Makanya, tak ada bedanya daging hewan dan manusia bagi mereka.

Biasanya, mereka mengambil mayat dari hilir Sungai Gangga. Tempat berkumpulnya mayat-mayat yang keluarganya tidak mampu mengkremasi.

Namun, belakangan ini Aghori sudah tidak begitu terasing. Beberapa dari mereka ada yang memakai smartphone dan naik kendaraan serta berpakaian kalau ke tempat umum. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: