WOW! 2,7 Juta Penumpang Bandara Soekarno Hatta Disebut dari Bandung dan Cirebon, Bandara Kertajati Bisa Ambil?

WOW! 2,7 Juta Penumpang Bandara Soekarno Hatta Disebut dari Bandung dan Cirebon, Bandara Kertajati Bisa Ambil?

Sebanyak 16 persen atau 2,7 juta penumpang di Bandara Soekarno Hatta berasal dari wilayah Bandung Raya dan Cirebon Raya.-Yuda Sanjaya-radarcirebon.com

BACA JUGA:Warga Desa Cijurey Majalengka Gelar Ruwatan, Begini Maksudnya

"Penilaian strategis mengacu pada daerah itu yang jadi titik tengah Kota Bandung dan Cirebon," katanya.

Diungkapkan dia, selama ini sebanyak 16 persen atau 2,7 juta orang penumpang di Bandara Internasional Soekarno Hatta berasal dari wilayah Cirebon Raya dan Bandung Raya.

Sedangkan Bandara Kertajati kemudian baru dirancang di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan diproyeksikan mampu menampung hingga 11 juta penumpang per tahun.

Dengan daya tampung sebanyak itu, Bandara Kertajati diharapkan dapat menjadi alternatif penerbangan haji dan umrah.

BACA JUGA:Air Laut Berpotensi Naik Akibat Purnama Perigee, Warga Pesisir Utara Jawa Diimbau Waspada

Karenanya, untuk mendukung akses ke Bandara Kertajati dilakukan pembangunan Jalan Tol Cisumdawu pada tahun 2011.

Tetapi, pembangunan Jalan Tol Cileunyi Sumedang Dawuan tersebut ternyata molor hingga 12 tahun.

Sehingga Bandara Kertajati keburu beroperasi, tanpa didukung dengan adanya akses yang memadai. Perjalanan dari Bandung ke Cirebon masih harus ditempuh dengan waktu 3-4 jam.

Imbasnya, Bandara Kertajati gagal menggantikan Bandara Husein Sastranegara. Satu per satu pesawat pun kembali ke bandara di Kota Bandung tersebut, karena sepinya penumpang.

BACA JUGA:Panji Gumilang Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penistaan Agama, Langsung Ditahan

Pembangunan Bandara Kertajati menghabiskan APBN hingga Rp 9,07 triliun.  Namun, bandar udara tersebut belum bisa memenuhi ekspektasi di awal masa operasionalnya.

Sudah 2 kali dilakukan pengalihan rute penerbangan komersial ke Bandara Kertajati Majalengka yakni pada tahun 2018 dan 2019. Tetapi keduanya berujung kegagalan.

Garuda Indonesia dan Citilink yang pernah terbang dari Bandara Kertajati memutuskan menghentikan rute tersebut, karena okupansi yang terus-terusan berada di bawah 50 persen.

Para penumpang pada saat itu, masih lebih memilih penerbangan via Bandara Soekarno Hatta daripada Kertajati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: