Fakta Unik Suku Toraja, Ritual Passiliran Pemakaman Bayi di Pohon Besar, Bikin Bulu Kuduk Merinding

Fakta Unik Suku Toraja, Ritual Passiliran Pemakaman Bayi di Pohon Besar, Bikin Bulu Kuduk Merinding

Ritual Passiliran pemakaman bayi di pohon besar suku toraja. Foto:-phinemo.com-

Pemakaman bayi tersebut berlaku khusus bagi suku Toraja. Pembedaan lokasi pemakaman bayi dengan jenazah orang dewasa dilakukan untuk menghindari jiwa mereka merayap seperti ular dan disambar petir untuk diselamatkan. 

5. Makna yang terkandung dalam ritual Passiliran

Tradisi menguburkan bayi di dalam pohon tarra ini melambangkan kembalinya bayi ke dalam rahim sang ibu. Karena itu jugalah, muncul larangan untuk menebang pohon tarra. 

Masyarakat Toraja percaya bahwa bayi yang telah meninggal itu kembali tumbuh dan besar seiring tumbuhnya pohon tarra. Menebang pohon tarra dianggap memutus kelanjutan hidup sang bayi. 

6. Syarat ritual pemakaman bayi suku Toraja

Syarat yang harus terpenuhi dalam ritual Passiliran adalah ibu dari bayi yang meninggal tidak boleh melihat proses penyimpanannya di pohon. Bahkan, ia juga tidak boleh melihat kuburan bayinya selama setahun. 

Masyarakat Toraja sendiri menganut Aluk Todolo atau kepercayaan kepada leluhur. Dalam kepercayaan tersebut, si ibu kelak akan kesulitan mendapatkan bayi yang sehat jika melihat bayinya yang sudah meninggal. 

Demikian, informasi mengenai ritual pemakaman bayi suku Toraja bernama Passiliran yang menggunakan media pohon besar sebagai makamnya.

Semoga bermanfaat bagi Anda yang ingin mengetahui tradisi kematian dari salah satu suku di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: