Keistimewaan Pohon Tarra, Pemakaman Bagi Bayi Kambira Tana Toraja, Rahim Kedua Bagi yang Percaya

Keistimewaan Pohon Tarra, Pemakaman Bagi Bayi Kambira Tana Toraja, Rahim Kedua Bagi yang Percaya

Pohon tarra yang menjadi pemakaman bayi di Kambira, Tana Toraja. Foto:-Bedu ima-YouTube

RADARCIREBON.COM - Batang pohon tarra dipenuhi lubang dan tambalan-tambalan. Lubang-lubang itu adalah pemakaman bagi bayi Kambira, Tana Toraja. 

Pohon tarra tinggi dan besar. Buahnya mirip sukun. Batang pohon ini memiliki banyak getah berwarna putih.

Ketika ada bayi meninggal, akan dibuat lubang pada batang pohon tarra kemudian jasad bayi akan disemayamkan di sana selamanya.

Setelah puluhan tahun, lubang tersebut akan menutup kembali dan jasad sang jabang bayi akan menyatu dengan batang pohon.  

Uniknya, meski pohon tarra digunakan sebagai pemakaman bayi, namun tidak ada bau busuk yang tercium dari sana. Padahal setelah jasad bayi dimasukan, lubang hanya ditutupi dengan ijuk pohon enau.

Ritual pemakaman bayi di pohon besar ini disebut Passiliran. Terdapat di Desa Kambira, Kecamatan Sangalla, Tana Toraja. Lokasi dan ritual pemakaman ini sudah menjadi daya tarik wisata.

Ritual itu tidak dilakukan sembarangan. Hanya bayi yang belum tumbuh gigi yang akan dimakamkan di dalam batang pohon tarra. Bayi yang belum tumbuh gigi diyakini masih suci. 

Warga Kambira akan memahat batang pohon tarra ketika ada bayi yang meninggal. Jasad bayi itu kemudian diletakan dengan posisi berdiri di dalam lubang. Lalu, lumbang tersebut akan kembali ditutup dengan ijuk pohon enau.

BACA JUGA:Fakta Unik Suku Toraja, Ritual Passiliran Pemakaman Bayi di Pohon Besar, Bikin Bulu Kuduk Merinding

Ritual pemakaman ini memiliki makna dan harapan tertentu. Warga Kambira, Tana Toraja meyakini, pohon tarra merupakan rahim kedua bagi bayi yang meninggal.

Dengan melakukan ritual tersebut, warga Kambira juga berharap bayi-bayi yang akan dilahirkan dapat terselamatkan.

Pohon tarra yang dijadikan pemakaman bayi di Kambira, Tanna Toraja ini memiliki batang yang besar. Diameternya sekitar 80 sampai 100 sentimeter.

Sementara itu, posisi lubang menentukan status sosial bayi yang dimakamkan di batang pohon besar tersebut. Semakin tinggi posisi lubang, maka semakin tinggi pula kasta bayi yang meninggal tersebut.

Meski sangat sakral, ritual ini dilakukan dengan sederha. Bayi akan dimakamkan dalam posisi berdiri tanpa pakaian. Bahkan, tidak ada sehelai benangpun di tubuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: