Terowongan Tol Cisumdawu Bukan yang Terpanjang, Ada Nama Ratu Belanda di Lokasi Ini

Terowongan Tol Cisumdawu Bukan yang Terpanjang, Ada Nama Ratu Belanda di Lokasi Ini

Terowongan kembar Tol Cisumdawu bukan yang terpanjang di Jawa Barat. -Yuda Sanjaya-radarcirebon.com

Sejak Belanda menguasai Indonesia, mereka membangun terowongan kereta api menembus rintangan alam seperti gunung atau sungai. Termasuk Terowongan Wilhelmina.

Wilhelmina Helena Pauline Maria, itulah asal nama dari terowongan ini. Seorang ratu dari kerajaan Belanda yang memerintah pada tahun 1890.

BACA JUGA:Maskapai Milenial Super Air Jet Batal Terbang dari Bandara Kertajati di Bulan Juni, Oh Ternyata karena Ini

Pada saat pembangunan, terowongan terpanjang ini sangat rumit dikerjakan, karena memiliki kandungan bebatuan andesit yang aktif.

Pembangunan terowongan ini memiliki resiko yang cukup besar dan membutuhkan biaya yang cukup mahal. Penggunaan teknologi yang tinggi dan pengerahan tenaga yang cukup banyak, dilakukan dalam pembuatan terowongan.

Terowongan Wilhelmina berada di jalur kereta api Banjar-Cijulang. Jalur ini melewati daerah pegunungan dan lembah. 

Untuk mempermudah laju kereta api, maka dibuatlah belokan-belokan, mengitari pinggiran gunung. Hingga sekarang terowongan ini masih berdiri kokoh.

BACA JUGA:Respon Keluhan Warga, Bacaleg Novi Widiarti Lakukan Pengaspalan Jalan

3. Terowongan Sasaksaat

Terowongan Kereta Api Sasaksaat ini berada di Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Terowongan ini membelah perbukitan Cidepong, berdekatan dengan Stasiun Maswati dan Stasiun Sasaksaat.

Terowongan Sasaksaat yang memiliki panjang 949 meter. Terowonhan ini masih merupakan salah satu terowongan aktif terpanjang di Indonesia.

Pada tahun 1902 Perusahaan Kereta Api Negara, Staatssporwegen membangun terowongan ini. Saat awal mula pembangunan mereka sempat mengadakan acara adat kepercayaan masyarakat sekitar.

Terowongan Sasaksaat dibangun oleh pemborong khusus orang Eropa yang menggunakan teknik teknologi tinggi dari Belgia.

BACA JUGA:Masjid Berumur Ratusan Tahun di Indramayu, Dipugar Tim Arkeolog 

Ketika pembangunan, saat itu mempunyai kendala yang mana tanah didaerah tersebut memiliki kadar air yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan longsor ketika dilakukan pembangunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: