Auditorium SLBN Diresmikan

Auditorium SLBN Diresmikan

KUNINGAN - Tahun baru berkah baru bagi masyarakat berkebutuhan khusus di Kabupaten Kuningan. Untuk kali kedua dalam setahun ini, Mendiknas Prof Dr Muhamad Nuh DEA mengunjungi SLBN Taruna Mandiri yang berlokasi di Desa Sampora, Kecamatan Cilimus. Kedatangan kali ini untuk memberikan perhatian bagi mereka yang berkebutuhan khusus di Kabupaten Kuningan. Kedatangan menteri juga sekaligus meresmikan sentra workshop aneka usaha dan auditorium SLBN Taruna Mandiri, SLBN Cakrabuana Kabupaten Cirebon serta tiga buah SMKN dan RSBI Cikaso, Minggu (2/1). Turut hadir Dirjen PNFI beserta pejabat Kementerian Pendidikan Nasional,  Anggota Komisi X DPRD RI yang juga Duta Pendidikan berkebutuhan khusus, H. Qomar, Bupati H Aang Hamid Suganda, muspida serta kepala SOPD dan undangan lainnya. Dalam kesempatan ini Mendiknas RI juga  melakukan penyerahan sertifikat SLB Negeri Taruna Mandiri sebagai SLBN bertaraf internasional dan memberikan bantuan tiga set Alquran Braille dan 1 set komputer dan printer Braille. Dan penandatanganan prasasti SMKN Japara, Luragung dan SMKN Pancalang. Menurut Mendiknas, pendirian sekolah berkebutuhan khusus di Kuningan harus menjadi inspirasi kabupaten lain di seluruh Indonesia. Paling tidak, satu perempatnya karena jika semua sudah dilakukan maka Indonesia akan semakin tumbuh. ”Untuk itu, saya  menyampaikan ucapan terimakasih atas dedikasi  Bupati Aang, muspida, masyarakat  dan pemerintah provinsi  yang telah  membangun sekolah yang diperuntukkan bagi mereka yang memerlukan kebutuhan  khusus,” katanya. Melalui peresmian sentra workshop aneka usaha ini, diharapkan mereka yang berkebutuhan khusus mampu mendiri dengan membuka usaha sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Menyinggung masalah peningkatan pendidikan, Mendiknas mengingatkan agar pihak sekolah jangan sekali-kali melarang peserta didik untuk tidak mengikuti pelajaran yang dikarenakan masalah biaya. Karena itu persoalan finansial bukan solusi akademisi. ”Jika hal itu masih terjadi, silakan laporkan kepada pihak sekolah, bupati atau juga pihak kementrian untuk menindaknya,” ungkap Mendiknas dengan tegas. Bupati H Aang Hamid Suganda menuturkan,  bahwa pendirian SLB Model dilakukan  tahun 2007 yang merupakan pilot project Provinsi Jawa. Semua itu berawal dari bentuk kepedulian pemerintah Kabupaten Kuningan yang sering melihat anak-anak yang membutuhkan kebutuhan khusus, kurang akan perhatiannya. Terlbih lagi penyandang cacat atau yang membutuhkan kebutuhan khusus memiliki potensi. Dalam pengembangan SLBN Negeri Taruna Mandiri ini, pihaknya telah mengeluarkan kebijakan, yakni memfasilitasi penyediaan lahan untuk pemenuhan kebutuhan pengembangan infrastruktur sekolah dengan membebaskan lahan seluas 20 hektar di kompleks SLBN Taruna Mandiri. Sementara itu, Ketua Komite SLBN Taruna Mandiri, Elon Caralan SPd MPd menuturkan, sentra workshop aneka usaha ini menyewakan gedung serbaguna, melayani hiburan musik modern dan tradisional, warnet,  dan cafeteria. Kemudian juga menerima pesanan catering dan snack, rias pengantin dan potong ramabut pria wanita, bimbingan belajar, conter HP dan klinik pijat tuna netra. Disebutkannya, jumlah peserta didik di SLBN Taruna mandiri ini terus bertambah hingga tahun selakarang mencapai 120 orang mulai jenjang TK, SD, dan SMA. Dimana siswa ini bukan hanya berasal dari Kuningan saja melainkan sudah merambah ke kabupaten lain bahkan ada yang dari Cirebon, Bontan dan lainnya. ”Semakin bertambahnya jumlah siswa ini merupakan gambaran bahwa para orangtua sekarang ini sudah mulai menyadari anak-anaknya yang membutuhkan berkebutuhan khusus memeliki potensi juga. Dan kami siap menerima siswa dari mana saja karena SLBN Taruna Mandiri bukan hanya milik Kuningan,” tandasnya. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: