TK Ambruk, Bentuk Tim Investigasi

TK Ambruk, Bentuk Tim Investigasi

KUNINGAN - Insiden ambruknya TK Unggulan Cikaso yang memilukan, kini tengah diselidiki penyebabnya. Bahkan pemda sendiri telah membentuk tim investigasi gabungan antara Dinas Tata Ruang Cipta Karya (DTRCK) dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (disdikpora). “Ada tim gabungan antara DTRCK dan disdikpora yang mengkaji masalah ini. Karena ini sudah menyangkut teknis. Tim ini enggak resmi sih,” kata Sekretaris Disdikpora Dedi Supardi MPd kala dikonfirmasi Radar, kemarin (24/1). Berbeda dengan keterangan Wabup H Acep Purnama MH, Dedi menegaskan, pembangunan dulu bulan hasil tender, melainkan sistem swakelola dengan menunjuk panitia. Hanya saja karena menyangkut rangka baja, maka harus dikerjakan oleh ahlinya. “Enggak bisa sama orang lembur, karena atapnya rangka baja. Maka harus sama orang ahlinya,” ujarnya. Ditanya sampai kapan anak TK diliburkan, Dedi tidak menjawabnya. Dia hanya mengatakan, peliburan siswa hanya sebuah strategi dalam mengatasi kekhawatiran dan rasa trauma. Secara psikologis para siswa dan orang tuanya perlu diberikan ketenangan. “Sekarang lagi dicek semua bangunan. Nanti mau diperkuat semua bangunan untuk meredam ketegangan siswa, guru maupun ortu siswa. Karena jangankan mereka, saya juga khawatir,” kata mantan kabid pendas itu. Terpisah, Kepala DTRCK Drs H Lili Suherli MSi enggan memberikan penjelasan kaitan dengan insiden itu. Saat dikonfirmasikan, dirinya mengaku sedang mengikuti rapat di Cirebon. Sementara itu, salah seorang petugas di sekolah unggulan mengaku, bahwa para siswa masih diliputi rasa waswas. Terutama bangunan yang memiliki kualitas yang sama dengan ruang TK yang ambruk. Sebab kabar tersebut beredar cukup cepat, mengingat menyangkut nyawa anak bangsa. “Musala dan kelas yang di atas sama menggunakan atap baja seperti TK yang ambruk. Tapi belum ambruk. Anak-anak trauma, sekarang anak-anak belajar dan salat di tempat lain,” terang sumber yang enggan disebutkan namanya itu. Atas insiden TK ambruk tersebut, berimbas kepada sekolah-sekolah lainnya. Para guru yang mengajar di kelas beratap baja, mereka diliputi rasa cemas. Hingga ada salah satu guru SMP di Kuningan kota yang menerapkan metode belajar yang berbeda. “Jujur, saya di sini juga khawatir takut ambruk karena atapnya sama dari rangka baja. Makanya saya mengajarnya minggir saja biar enggak terkena puing reruntuhan kalau ambruk,” tutur guru tersebut. Bukan hanya dirinya yang mengajar dengan berdiri di pinggir ruang kelas, para siswa pun diajak untuk minggir. Sehingga posisi duduk para siswa berleter U. ia mengasumsikan, ketika atap roboh bagian samping masih tetap aman. (ded)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: