Presiden Brasil Anggap Enteng,Soal Tanggungan Penyelesaian Stadion dan Infrastruktur Terkait
NATAL - Piala Dunia 2014 di Brasil kurang 136 hari lagi. Tapi, kabar buruk dari Negeri Samba itu terus berdatangan: mulai penyelesaian stadion yang mundur dari tenggat hingga demonstrasi anti-ajang empat tahunan itu yang terus berlangsung. Seperti dilansir BBC, enam dari 12 stadion yang disiapkan Brasil untuk Piala Dunia 2014 meleset dari deadline penyelesaian yang dipatok akhir 2013. Arena da Baixada, stadion baru di Curitiba, malah boleh dibilang baru selesai 60 persen. Kondisi itulah yang membuat FIFA yang biasanya cenderung bersikap “manis” kepada negara tuan rumah memilih bersuara keras. Sekjen FIFA Jerome Valcke malah sempat melontarkan ancaman akan mencoret Curitiba dari daftar tuan rumah. Empat laga yang dijadwalkan berlangsung disana bakal dipindah ke venue lain. “Jujur saja, kami sangat kecewa dengan perkembangan pembangunan Arena dan Baixada. Ini tak hanya melangar tenggat, tapi juga jauh dari yang diharapkan,” kata Valcke seusai meninjau Arena da Baixada pekan lalu kepada ESPN. Sebelumnya, sejumlah insiden juga sudah mencoreng muka Brasil dan FIFA. November lalu, Stadion Itaquerao, Sao Paulo, yang akan menjadi venue laga pembuka antara Brasil dan Kroasia pada 12 Juni mendatang atapnya roboh karena kejatuhan crane pada November. Dua orang pekerja meninggal karena insiden itu. Otomatis penyelesaian stadion tersebut juga ikut mundur. Sebulan berselang, giliran seorang pekerja tewas karena terjauh dari atap Arena Amazonia, stadion di Manaus. Itu baru perkara stadion. Investigasi lapangan BBC juga menemukan banyak pekerja stadion di berbagai kota penyelenggara yang belum dibayar selama beberapa pekan. Padahal, menyusul teguran keras dari FIFA, mereka ditekan untuk membereskan stadion sesuai tenggat. Masalah lain adalah transportasi. Reuters melansir, di Manaus, Salvador, dan beberapa kota penyelenggara lain, pembangunan jalur kereta cepat dan pengembangan bandara batak dilaksanakan atau hanya setengah hati dijalankan. Tapi, di hadapan segunung masalah itu, Presiden Brasil Dilma Rouseff tetap dengan percaya diri menegaskan kalau semua kendala itu akan bisa diselesaikan sebelum Piala Dunia 2014 dimulai. “Misalnya stadion di Curitiba, saya bisa pastikan akan siap menggelar pertandingan,” kata Rousseff saat meresmikan pembukaan Arena das Dunas di Natal (22/1). Penegasan Rousseff itu seperti menjawab ancaman Valcke tadi. Rousseff, tampaknya, memang menggunakan jalur politik untuk meredam kritikan kepada persiapan Brasil menghelat ajang olahraga paling banyak ditonton sejagat itu. Di Natal, dia tampak bersalaman hangat dengan Valcke. Terbang langsung ke Swiss setelah peresmian stadion di Natal untuk menghadiri forum ekonomi dunia, Rousseff juga menyempatkan diri mampir ke markas FIFA di Zurich. Di Zurich, Rousseff disambut hangat Presiden FIFA Sepp Blatter. Padahal, keduanya sempat berperang di Twitter tentang persiapan Brasil. Selesai pertemuan, keduanya langsung segendang sepenarian. “Menyelesaikan stadion dan proyek-proyek infrastuktur lain terkait Piala Dunia 2014 adalah persoalan ringan,” kata Rousseff yang diamini Blatter. Benarkah? Waktu yang akan membuktikan. Yang pasti, penolakan terus berlangsung, banyak stadion dan fasilitas pendukung belum selesai dikerjakan, dan tak sedikit pula pekerja yang belum menerima bayaran. Dan, semuanya itu harus bisa diselesaikan dalam 136 hari ke depan. (ttg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: