Pemerintah Kabupaten Cirebon Seriusi Penanganan Kemiskinan Ekstrem
Wakil Bupati Cirebon Hj Wahyu Tjiptaningsih SE MSi saat memberikan bantuan kepada warga di Kabupaten Cirebon.-Diskominfo Kabupaten Cirebon-
CIREBON, RADARCIREBON.COM - Pemerintah Kabupaten Cirebon sangat memperhatikan masalah kemiskinan ekstrem.
Menurut Wakil Bupati Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih SE MSi tingkat kemiskinan ekstrem di Kabupaten Cirebon adalah yang tertinggi di seluruh Jawa Barat.
Di tingkat kecamatan sendiri, Kecamatan Greged, Kecamatan Depok, dan Kecamatan Lemahabang berada di urutan pertama.
"Yang masuk kategori kemiskinan ekstrem ini, yaitu warga yang pengeluarannya Rp11.500/kapita/hari,” kata Ibu Ayu saat melakukan Monitoring dan Evaluasi TKPKD di Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, Selasa 26 September 2023.
BACA JUGA:Inilah 5 Persyaratan Umum yang Perlu Disipakan Sebelum Mengajukan Pinjaman ke Bank BCA
Ayu menyatakan bahwa, menurut arahan Presiden Joko Widodo, kemiskinan ekstrem di Indonesia harus dihapus pada tahun 2024. Tujuannya bukan lagi penurunan kemiskinan, tetapi penghapusan kemiskinan ekstrem.
Ayu optimistis bahwa tahun 2024 harus zero kemiskinan ekstrem.
Untuk mengatasi kemiskinan ekstrem, Pemkab Cirebon telah berusaha bekerja sama dan mensinergikan upaya lintas sektor untuk menangani masalah ini.
Akibatnya, berbagai perangkat daerah bekerja sama untuk menjalankan program yang berfokus pada penanganan kemiskinan ekstrem.
BACA JUGA:Proses Penyidikan Dugaan Penggelapan 10 Truk Ditunda Polisi, Begini Sikap Kuasa Hukum PT Citra
Ayu mengatakan bahwa banyak hal, termasuk pendidikan, tempat tinggal, dan layanan kesehatan, dapat menyebabkan kemiskinan ekstrem.
Mereka akan memberikan sembako kepada mereka yang tidak produktif, dan mereka yang produktif akan diberdayakan dengan pelatihan kerja sesuai bakat dan minatnya, sehingga mereka dapat bekerja atau berwirausaha.
Selain itu, dia menambahkan, "Nanti, kita akan dorong juga dari segi pendidikannya, yaitu melalui kejar paket."
Ia juga menyatakan bahwa timnya akan memverifikasi dan memverifikasi data. Setelah itu, data ini akan digunakan sebagai referensi untuk program intervensi yang diperlukan untuk mengatasi kemiskinan ekstrem ini.
BACA JUGA:Bank BRI Ikut Transaksi Perdagangan Perdana Bursa Karbon, Komitmen Lawan Krisis Iklim
Selain itu, dia menyatakan bahwa dia meminta dukungan dari para kuwu dan Puskesos untuk melakukan validasi data tersebut. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase