Jalan Tol Bawah Laut Jawa - Bali Berbahan Kaca Anti Pecah, Ditolak karena Mitos Putera Mpu Tantular

Jalan Tol Bawah Laut Jawa - Bali Berbahan Kaca Anti Pecah, Ditolak karena Mitos Putera Mpu Tantular

Jalan Tol Bawah Laut Jawa - Bali yang dibangun dengan kaca anti pecah ditolak karena mitos Dang Hyang Siddhi Mantra.-Istimewa/tangkapan layar-radarcirebon.com

BACA JUGA:Sekolah Lapang Iklim, Upaya BMKG Bantu Petani Atasi Gagal Panen Akibat Perubahan Cuaca

Masyarakat yang ingin berkunjung ke Pulau Bali cukup menggunakan kapal laut atau menggunakan pesawat.

"Jembatan Jawa - Bali, tidak! Saya tolak!" tegas Koster, seperti dilansir dari Asumsi, pada medio Juli 2023.

Ditegaskan dia, alam sudah menciptakan bahwa Pulau Jawa dan Bali terpisah. Sehingga jalur transportasi yang memungkinkan memang hanya cukup lewat laut dan udara.

Selain faktor alam, Koster blak-blakan bahwa ada mitos atau mitologi Hindu yakni Dang Hyang Siddhi Mantra.

BACA JUGA:Sekolah Lapang Iklim, Upaya BMKG Bantu Petani Atasi Gagal Panen Akibat Perubahan Cuaca

Mitologi tersebut secara jelas menyebutkan bahwa Jawa dan Bali memang dipisahkan laut sebagai pembatas, sekaligus alam yang menyaring pengaruh negatif dari luar.

"Pembangunan Jembatan Jawa dan Bali bisa melanggar adat istiadat yang sakral bagi masyarakat," tegas dia.

Mitos Dang Hyang Siddhi Mantra

Mitos atau Mitologi Dang Hyang Siddhi Mantra sendiri merupakan sebuah kisah di masa lalu yang pengaruhnya masih sangat kuat hingga saat ini.

BACA JUGA:Bocoran Punggawa Persita Tangerang yang Siap 'Obrak-abrik' Persib Bandung, David da Silva Supersub Lagi?

Sosok Dang Hyang Siddhi Mantra adalah anak kedua dari Mpu Tantular. Dikisahkan bahwa dia menancapkan tongkat miliknya agar Pulau Jawa dan Bali terpisah dan dibatasi dengan lautan.

Dang Hyang Siddhi Mantra memisahkan kedua pulau tersebut untuk mencegah pengaruh budaya luar Bali.

Seketika, usai tongkat ditancapkan terpisahlah kedua pulau dan berganti menjadi lautan yang luas.

Terpisahnya Pulau Jawa dan Bali yang dibatasi dengan lautan adalah upaya melindungi warga Pulau Dewata dari pengaruh budaya luar yang dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: