Rawan Bencana Karena Banyak Gunung Api
KUNINGAN - Banyaknya bencana yang terjadi di Indonesia belakangan ini, menjadi perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Di sela-sela kunjungan kerjanya ke Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan Jawa Tengah (Jateng), SBY menyempatkan mengunjungi SMPN1 Kuningan, Jabar. Dalam kesempatan tersebut, dia mengungkapkan bahwa Indonesia rawan terjadi bencana karena memiliki gunung berapi terbanyak di dunia. \"Nomor dua baru Jepang, kemudian ada tiga lempeng tektonik yang mengelilingi Indonesia. Dan itu hampir setiap saat bertabrakan, bertubrukan. Lempeng tektonik, kalau tumbukannya vertikal, kekuatannya enam Skala Richter lebih kemungkinan terjadi tsunami. Kalau tidak ya gempa, gempa plus tsunami. Contohnya Aceh, Nias dan lainnya,\" papar SBY di hadapan para siswa SMPN 1 Kuningan, kemarin (4/2). Karena itu, Presiden SBY pun mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk siap menghadapi bencana dengan berbagai cara. Diantara dengan membangun sistem penanggulangan, memberikan pelatihan, meningkatkan kewaspadaan, dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuannya, agar bisa mempersiapkan diri dengan baik dalam menghadapi bencana. \"Sekarang di seluruh dunia juga kembali datang bencana, ada banjir di banyak negara termasuk di Indonesia, kebakaran hutan dan juga badai salju. Jadi saljunya luar biasa dan yang meninggal juga banyak. Kebakaran yang meninggal juga ada, banjir yang meninggal juga ada. Jadi harus menguasai tentang kebencanaan mulai anak-anak yang bersekolah di SMP ini,\" urainya. Mengakhiri kunjungannya, SBY memberikan sumbangan sebesar Rp200 juta. Sumbangan tersebut ditujukan untuk pengembangan fasilitas olahraga dan kesenian. \"Anak-anak, kami semua senang dengan seni yang dikembangkan di sekolah ini, dan kami juga senang karena ada lapangan basket karena olahraga dan kesenian itu penting disamping ilmu. Oleh karena itu saya akan bantu Rp 200 juta, Rp100 juta untuk kesenian, dan Rp100 juta untuk mengembangkan olahraga, tolong digunakan sebaik-baiknya. Terima kasih,\" papar SBY. **DEMO SBY Kunjungan Presiden SBY ke Kuningan tidak terlalu mulus. Sebelum SBY ke SMPN 1 Kuningan dan Kuningan Islamic Center (KI), sejumlah elemen masyarakat menggelar aksi penolakan. Salah satunya elemen mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi BEM Nusantara. Aksi mahasiswa dilangsungkan di depan Masjid Syiarul Islam. Selain beroasi, puluhan aktivis BEM gabungan perguruan tinggi tersebut menyuguhkan aksi teatrikal. Tak heran jika aksi mereka menarik perhatian masyarakat yang tengah menunggu rombongan SBY lewat. “Momen Kedatangan SBY ke Kabupaten Kuningan dengan tujuan untuk penyerahan program BPJS yang akan dilaksanakan di RS Bandorasa diduga merupakan salah satu upaya memperbaiki pencitraan terhadap dirinya dan parpol yang dibinanya. Kunjungan SBY merupakan hal yang tak patut di benarkan,” tandas Korlap aksi, Sukadi yang juga ketua BEM STKIP Muhammadiyah Kuningan. Selain dari BEM, aksi demo juga dilakukan aktivis HMI Kuningan. Dengan jumlah yang lebih sedikit kurang dari 10 orang, mereka berunjuk rasa di Jl RE Martadinata. Aksi dimulai dengan konvoi di jalanan kota. Di sepanjang konvoi, mereka menyuarakan berbagai isu terkait bencana multidimensional yang menimpa Indonesia. Massa berhenti di depan gerbang masuk Kuningan Islamic Center (KIC). ** DISAMBUT MERIAH Ada pemandangan berbeda di Kota Cirebon, kemarin (4/2). Di sejumlah ruas jalan seperti depan SD Kartika dekat Rumah Sakit Ciremai, puluhan anak SD berjejer sambil membawa bendera merah putih kecil di tangan mereka. Hal ini juga terjadi di Jl RA Kartini, Siliwangi dan juga sepanjang Jl Stasiun menuju Stasiun Kejaksan. Tidak hanya itu, hampir di setiap ruas jalan yang akan dilalui oleh Presiden SBY terdapat aparat keamanan, baik itu TNI, pihak kepolisian ataupun Satpol PP. Bendera merah putih pun berjejer rapi di depan Alun-Alun Kejaksan untuk menyambut orang nomor satu di Republik Indonesia ini. Kemarin (4/2), SBY direncanakan berangkat ke Pekalongan dari Kuningan menggunakan kereta luar biasa. SBY berangkat dari tempat meningap di Kuningan sekitar pukul 12.00 WIB dan tiba di Kota Cirebon sekitar pukul 12.30 WIB. Sejak pukul 11.00 WIB, unsur muspida Kota Cirebon dan sejumlah pejabat telah hadir dan siap menyambut kedatangan SBY di Stasiun Besar Kejaksan. Adapun pejabat yang hadir Wali Kota Cirebon, Drs H Ano Sutrisno MM, Wakil Wali Kota Cirebon, Drs H Nasrudin Azis SH, Ketua DPRD Kota Cirebon H P Yuliarso BAE, Anggota DPR RI Ir H E Herman Khaeron MSi, Anggota DPRD Jawa Barat Sri Budi Raharjo, Wakapolda Jabar Brigjen Pol DR H Rycko Amelza Dahniel MSi Waka Polda Jabar, Pangdam Siliwangi Mayjen TNI Dedi Kusnadi Thamim dan sejumlah pejabat lainnya hadir untuk menyambut kedatangan Presiden RI itu. Tidak hanya itu Direktur Utama PT KAI, Ignatius Jonan pun hadir dalam kesempatan itu. Meski diguyur hujan, sambutan untuk Presiden SBY di Kota Cirebon cukup meriah. Teriakan anak-anak yang sudah berjejer di dekat stasiun sangat meriah. Setibanya di Stasiun, SBY menyapa para pejabat yang ada. Bersama dengan rombongan menteri, SBY pun bersiap-siap untuk melanjutkan pemberangkatan ke Pekalongan menggunakan kereta luar biasa. Ketua DPP Partai Demokrat, Ir HE Herman Khaeron MSi mengatakan, kunjungan kerja Presiden SBY ke beberapa Kota/Kabupaten di wilayah Jawa Barat, bertujuan mendekatkan diri dengan rakyat. Sebab, mengunjungi rakyat secara langsung, sudah menjadi agenda rutin SBY sejak sebelum menjadi Presiden RI pada periode pertama. Hingga akhir masa jabatannya, hal itu tetap dilakukan secara rutin dan berkala. “Beliau langsung cek program di tingkat bawah. Apakah berjalan atau tidak? Apa kendalanya? Semua diverifikasi langsung,” terangnya seusai melepas Presiden SBY di Stasiun Kejaksan, Selasa (4/2). Agenda utama kunjungan ke Sumedang, Majalengka, Kuningan dan Kota Cirebon, hanya untuk melihat keberhasilan program yang dijalankan selama pemerintahan SBY. Selain itu, SBY membuat catatan penting untuk rekomendasi kepada Presiden RI selanjutnya. “Jangan ada persepsi lain saat Presiden turun ke bawah. Itu justru hal positif,” tukasnya. Menurut Herman Khaeron, Presiden SBY selalu mengembangkan pola ekonomi Indonesia dengan ekonomi kerakyatan. Hal ini, lanjut Herman, dapat terlihat dari keberpihakan kebijakan SBY untuk masyarakat kecil. Melalui berbagai program yang tersebar di Kementrian terkait, SBY ingin sektor industri kecil dan menengah di daerah, dapat diperbesar volumenya dan diperbanyak secara jumlah. Sebagai contoh, saat datang ke Kabupaten Kuningan, Presiden SBY melihat sekolah dan memperhatikan infratsruktur sarana prasarana. “Meningkatkan ekonomi kerakyatan, menjadi pertahanan bangsa dalam krisis global,” ujarnya. (ken/ded/tat/kmg/ysf)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: