Kuliner Arab di Cirebon Makin Banyak Pilihan, Coba yang Satu ini di Jalan Ampera
Chefis Arabian Cafe & Resto rayakan hari jadinya yang ke 4. Foto:-Dedi Haryadi-Radarcirebon.com
Dalam memeriahkan hari jadinya yang ke-4 tahun, Chefis Arabian Cafe & Resto mengundang tamu dari berbagai latar belakang seperti tokoh lintas agama, pegiat budaya, pelaku usaha, wartawan dan lainnya.
Pemilik Chefis Arabian Cafe Resto, H Sefi Khirijil Yaman kepada radarcirebon.com, Minggu (29/10/2023) mengatakan, Cirebon memiliki sejarah yang panjang dan saling mempengaruhi antara budaya Arab dan Tionghoa. Keduanya berpadu, menciptakan budaya yang masih hidup hingga sekarang.
“Cirebon memiliki budaya yang tidak lepas dari budaya Arab dan Tionghoa. Sejak jaman Sunan Gunung Jati budaya Arab dan Tionghoa terus melekat hingga kini,” katanya.
BACA JUGA: Suasana di Bandara Kertajati yang Kini Ramai, Tenant pun Bermunculan
BACA JUGA: Bandara Kertajati Beroperasi Penuh Hari Ini, Langsung Gaspol 19 Penerbangan
Ia menyebutkan, perpaduan antara budaya Arab dan Tionghoa menjadi konsep dalam merayakan hari jadi Chefis Arabian Cafe & Resto yang ke-4.
“Milad kita yang ke-4 itu salah satunya mengusung akulturasi budaya. Karena pelanggan kota ternyata multikultur,” sebutnya.
Menurut Dia, akulturasi budaya dapat melunturkan isu yang mengkotak-kotakkan antara etnis yang satu dengan yang lain.
“Akulturasi budaya menjadi satu dinamika di Cirebon. Kemudian menjadi satu nilai yang kita angkat di tengah isu blok-blok etnis tertentu, maka pada Milad tahun ini kami menyampaikan pesan dengan tema Kita adalah Saudara Kebangsaan dan Saudara Kemanusiaan,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon Agus Sukmanjaya mengaku konsep perayaan HUT ke-4 Chefis Arabian Cafe Resto sangat menarik karena mulai hiburan maupun menu makanan memadukan budaya Arab dan Tionghoa.
“Saya mengakui ini konsep Milad yang luar biasa, karena rumah makannya Arab rapi ada Barongsai. Menu makanan juga ada dari Timur Tengah dan Tionghoa,”ujarnya.
Agus menuturkan, Kota Cirebon memiliki sejarah budaya dan sejarah religi yang sangat kuat, di dalamnya terdapat perpaduan antara budaya Timur Tengah dan Tionghoa.
“Kita memiliki warisan budaya, religi dan sejarah yang sangat kuat. Kita sebagai masyarakat Cirebon harus bangga,” tururnya.
Ke depan, lanjut Agus, berencana membangun Kota Cirebon sebagai kawasan wisata budaya dan wisata religi.
“Cirebon lahir dari sebuah akulturasi baik Arab dam Tionghoa. Ada kampung Arab, ada kampung Tiongkok dan pesantren yang hingga kini masih lestari,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: