Akrabi Lingkungan Melalui Sapa Budaya Desa, Lesbumi : Perlu Pendekatan Konsep Keragaman Hayati Masyarakat

Akrabi Lingkungan Melalui Sapa Budaya Desa, Lesbumi : Perlu Pendekatan Konsep Keragaman Hayati Masyarakat

DISKUSI. LESBUMI PCNU Kabupaten Cirebon menggelar diskusi bertema "Sapa Budaya Desa" bersama Pengurus Lesbumi PWNU Jawa Barat.-LESBUMI -radarcirebon.com

SUMBER, RADARCIREBON.COM - Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) PCNU Kabupaten Cirebon menggelar diskusi bertema "Sapa Budaya Desa" bersama Pengurus Lesbumi PWNU Jawa Barat, kemarin.

Kegiatan yang ditempatkan di Pekan Raya Cirebon (PRC) Lapangan Jogging Track Gor Watubelah, Sumber, itu merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2023 yang digelar PCNU Kabupaten Cirebon.

Pengurus Lesbumi PWNU Jabar, Lely Mei yang menjadi narasumber dalam diskusi tersebut menilai, masyarakat punya cara sendiri dalam mengakrabi lingkungan mereka. Salah satunya yang paling kentara adalah banyak daerah ataupun sungai-sungai besar yang diadopsi dari nama tanaman.

Misalnya, nama Citarum ternyata menunjukkan bahwa di sepanjang aliran sungai itu banyak tumbuh pohon Tarum. Begitupun dengan nama Sungai Cikapundung, diadaptasi dari banyaknya tanaman Kapundung di sisi aliran sungai tersebut.

BACA JUGA:BREAKING NEWS: Walikota Cirebon Nashrudin Azis Mengundurkan Diri, Eti Herawati Jadi Plt Walikota

"Hal itu menunjukkan bahwa budaya tidak terlepas dari kondisi ekologis dan keragaman hayati masyarakat," terangnya.

Menurutnya, penamaan daerah dari nama tanaman juga menunjukkan posisi penting kehidupan hayati dalam menopang hidup dan kebudayaan manusia.

Sementara itu, Pengurus Lesbumi Kabupaten Cirebon, Abdul Rosyidi menyampaikan, masyarakat perlu untuk mendekatkan kembali konsep-konsep kebudayaan ke dalam konteks hidup sehari-hari.

Selama ini, kata Abdul, kebudayaan seolah berjarak dengan masyarakat terutama anak-anak muda. Sehingga dirasa sulit menemukan formulasi yang tepat dalam melestarikan budaya. "Salah satu ikhtiar dari Lesbumi Kabupaten Cirebon adalah mendekatkan budaya itu ke masyarakat dengan berbagai cara," katanya.

BACA JUGA:Timur Kiemas Masuk DCT Dapil 8 Cirebon dan Indramayu

Salah satu yang akan diluncurkan pada tahun ini, lanjut Rosyid, yakni Penulisan Sejarah Desa yang mempunyai prinsip bahwa sejarah perlu ditulis dengan perspektif orang-orang lokal di desa.

Penulisan sejarah dari warga lokal ini, menurut dia, selain memperkaya khazanah kebudayaan berbasis akar rumput, juga bisa meningkatkan rasa mencintai dan memiliki masyarakat di desa terhadap cerita dan nilai-nilai luhur yang tumbuh, lahir, dan lestari di daerahnya sendiri.

Hal senada disampaikan, Ketua Lesbumi PCNU Kota Cirebon, Ipul Azka. Menyebutkan kecamatan di Kota Cirebon banyak mengadopsi nama tanaman, seperti Kesambi, Majasem, Gebang, Kedawung, Dukupuntang, dan sebagainya.

"Akan tetapi itu tidak berbanding lurus dengan pengetahuan masyarakat terkait dengan tanaman-tanaman tersebut. Mereka kebanyakan sudah mulai melupakan atau bahkan tidak mengetahuai tanaman yang menjadi nama daerahnya itu seperti apa," singkatnya. (sam)

BACA JUGA:Bupati dan Wabup Mudun Bareng Belanja Masalah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: