Tak Merasa Pinjam Tiba-tiba Ditagih Rp4 Miliar oleh Debt Collector, Kacung Supriatna Ketakutan

Tak Merasa Pinjam Tiba-tiba Ditagih Rp4 Miliar oleh Debt Collector, Kacung Supriatna Ketakutan

Kacung Supriatna petani yang ditagih Rp4 Miliar oleh debt collector. Foto:-kbeonline.id-

Namun demikian, proses pemecahan sertifikat tanah tersebut sampai sekarang belum selesai.

Belakangan ada informasi dari kakak kandung ayahnya, bahwa beberapa tahun silam pernah ada seseorang bernama Guntur yang meminjam sertifikat tanah tersebut. 

Baru-baru ini, pihak keluarga pun melakukan verifikasi ke notaris bernama Muzaki di Cikarang Barat.

“Saya telusuri kemarin, saya datang ke sana sama abang saya. Ternyata, data yang ada di sana itu, di notaris itu, datanya palsu semua, termasuk bukti-buktinya saya minta dari sana gak dikasih, minta data semuanya berkas gak dikasih, cuma bisanya di foto,” tambah Karyan.

Satu persatu Karyan menelusuri berkas data yang menyeret nama orang tuanya itu lantaran tagihan hutang sebesar Rp4 M. 

Mulai dari notaris, Kantor BPN Kabupaten Bekasi, hingga PT Askrindo Indonesia yang memberikan pinjaman tersebut.

Menurut Karyan, berkas-berkas berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Nikah, Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT), semuanya palsu.

Termasuk tanda tangan yang digunakan atas nama ayahnya bernama Kacung Supriatna, tidak sesuai dengan yang sebenarnya.

“Bapak saya tanda tangannya, ibu saya tanda tangannya beda semua, nah termasuk pemalsuan KTP ini juga beda sama KTP bapak saya, termasuk ibu saya, ini juga tanda tangan kesepakatannya juga tanda tangannya palsu semua ini,” ungkapnya.

Langkah yang sudah dilakukan Karyan bersama sang ayah antara lain sudah melaporkan kejadian ini ke Otoritas Jasa Keuangan, Kantor Pertanahan Kabupaten Bekasi. 

Tidak hanya itu, Karyan dan keluarga juga sudah membuat laporan polisi ke Polres Metro Bekasi. Laporan itu tercatat dengan nomor: LP/B/44/I/2024/SPKT/POLRES METRO BEKASI/POLDA METRO JAYA.

“Ya kita harapannya sertifikat tanah orang tua saya balik tanpa harus tebus-tebus, apalagi sampai 4 milyar, bapak aja kerjanya cuma nyawah,” pungkas Karyan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: