Masjid Tua Bersejarah di Depok Cirebon Peninggalan Cucu Sunan Gunung Jati, Tempat Persinggahan Para Musafir

Masjid Tua Bersejarah di Depok Cirebon Peninggalan Cucu Sunan Gunung Jati, Tempat Persinggahan Para Musafir

Masjid Al Karomah di Depok, Kabupaten Cirebon diyakini peninggalan Cucu Sunan Gunung Jati. Foto:-Khoirul Anwarudin-Radar Cirebon

Ada beberapa saka guru dan rangka yang terbuat dari kayu untuk menopang bangunan. Di dalam kompleks masjid juga dapat ditemukan beberapa makam. 

BACA JUGA:Manusia Silver Asal Cirebon Curi Pakaian Dalam Wanita di Majalengka, Kini Diamankan Polisi

Namun demikian, belum jelas kapan dan bagaimana masjid yang sekilas memiliki kesamaan arsitektur dengan Masjid Merah Panjunan dan Masjid Agung Sang Cipta Rasa Ini dibangun. 

Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat setempat, masjid ini konon berdiri sekitar akhir abad 14 hingga abad 15 masehi akhir.

“Bisa jadi masa pendiriannya pada masa Syekh Syarif Hidayatullah atau bahkan sebelumnya, kalau melihat zaman kerajaan atau Kasultanan Cirebon," ungkap Fanani, juru kunci Masjid Al Karomah Depok.

Berdasarkan cerita yang berkembang juga disebutkan kalau masjid tersebut mulanya hanya merupakan surau kecil sebagai tempat syiar agama Islam. 

BACA JUGA:Kenangan Bupati Nina dengan Buya Syakur Yasin, Hibahkan Tanah untuk Pemda Indramayu

Tokoh yang terkenal yang kemudian dipercaya sebagai sosok yang mendirikan Masjid Al Karomah ini adalah Syekh Maujud dan Syekh Pasiraga.

Kendati begitu, masih terdapat kesimpangsiuran mengenai hubungan antar keduanya. Namun yang masyhur, diceritakan bahwa Syekh Pasiraga merupakan guru dari Syekh Maujud. 

Di mana, Syekh Pasiraga juga merupakan cucu dari Syekh Syarif Hidayatullah dari Pangeran Trusmi.

“Selama belajar, pesan yang disampaikan juga hanya tiga, yaitu ana banyu ana iwak, ana endut ana welut, ana sega ana intip (Ada air ada ikan, ada lumpur ada belut, ada nasi ada intip). Sampai sekarang dalam memaknai filosofi itu berbeda beda. Tapi initinya kita harus sederhana dan istiqomah," ungkap Fanani kepada Radar Cirebon, Minggu, 7 Januari 2024 lalu.

Menurut Fanani, wilayah Desa Depok sendiri kemungkinan merupakan daerah yang menjadi tempat pertempuran antara Kasultanan Cirebon dengan Kerajaan Galuh, di mana Sungai Jamblang menjadi batas keduanya.

Pasalnya, di Desa Depok ini terdapat sedikitnya 13 kompleks pemakaman. Saking banyaknya makam, bahkan disebutkan kalau jumlah makam yang ada lebih banyak dibanding jumlah penduduk Desa Depok sendiri.

Dilihat dari struktur dan jenis bata yang digunakan, mengindikasikan kalau kompleks-kompleks pemamakan tersebut telah berusia ratusan tahun.

“Warga sini juga tidak tahu siapa-siapa saja yang dikuburkan disana. Dan apakah yang dikuburkan benar-benar manusia atau bukan, warga juga tidak tahu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: