Perang Kiper di Belanda dan Belgia

Perang Kiper di Belanda dan Belgia

AMSTERDAM - Selama Belanda di bawah kepelatihan Bert van Marwijk, mistar gawang selalu identik dengan Maarten Stekelenburg. Piala Dunia 2010 Afrika Selatan menjadi turnamen yang menandai performa gemilang kiper produk akademi Ajax Amsterdam itu. Namun, semakin lama performanya terus melorot. Performa Stekelenburg mulai merosot setelah dia bergabung ke AS Roma setelah sembilan tahun bersama Ajax. Dua musim di klub ibu kota Italia itu dia tak banyak berkembang. Musim pertama bermain 29 laga sedangkan musim kedua hanya 19 laga karena cedera dan banyak duduk di bangku cadangan. Kiper 31 tahun itu berupaya mengembalikan performanya dengan bergabung ke Fulham musim ini. Namun, langkah itu tak kunjung membuatnya kembali ke top form. Dia hanya tampil dalam 16 laga. Pada saat yang sama, kiper utama Newcastle Tim Krul mengancam posisi dia. Dia lebih unggul karena konsisten berada di skuad utama tim asuhan Alan Pardew itu sepanjang 24 laga Premier League. Namun, pelatih Belanda Louis van Gaal belum memberi tanda bakal memilih siapa. Dia justru mulai mengorbitkan kiper muda Jasper Cillessen. Kiper utama Ajax tersebut menjadi starter di dua laga timnas. Yakni saat melawan Jepang (16 November) dan Kolombia (19 November). Sebelumnya saat melawan Portugal pada Agustus lalu, dia justru memasang kiper Swansea City, Michel Vorm. Situasi yang kurang lebih sama juga terjadi di Timnas Belgia. Mereka kini dilanda kebingungan memilih Simon Mignolet (Liverpool) atau Thibaut Courtois (Atletico Madrid). Pasalnya, keduanya sama-sama menjanjikan dan masih muda. Memang, Mignolet lebih senior di usia 25 tahun dibanding Courtois yang 21 tahun. Namun, Courtois terbukti mampu tampil di laga-laga kritis di Primera Divison. Mereka bahkan saling perang mulut di media. Mignolet dengan terang menyebut bakal melengserkan Courtois dari posisinya. Pernyataan itu ditanggapi keras oleh Courtois. Kiper Chelsea yang dipinjamkan ke Atletico itu menganggap Mignolet tidak etis. \"Saya sudah memberi banyak poin untuk Belgia di kualifikasi Piala Dunia. Apa yang dikatakannya tidak memberi respek,\" katanya seperti dikutip Guardian. (aga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: