Razia Knalpot Brong, Kadisdik Larang Pelajar SMP Bawa Motor

Razia Knalpot Brong, Kadisdik Larang Pelajar SMP Bawa Motor

BERI IMBAUAN: Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon H Ronianto SPd MM mengimbau pelajar SMP tidak membawa motor ke sekolah, kemarin.-Cecep Nacepi-radarcirebon.com

CIREBON, RADARCIREBON.COM -Kepolisian sedang gencar melaksanakan razia knalpot brong. Sebagian dari hasil razia itu, ternyata banyak pelajar yang menggunakan knalpot brong terjaring. Bahkan, ada juga yang masih pelajar sekolah nenengah Pertama (SMP).

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon, H Ronianto SPd MM membantah adanya pelajar SMP yang menggunakan knalpot brong.

Menurutnya, anak SMP di Kabupaten Cirebon tidak diperbolehkan membawa atau mengendarai motor. Sehingga, kata Ronianto, seharusnya tidak ada yang pakai motor knalpot brong.

“Aturannya kan tidak boleh. Mereka belum 17 tahun, jadi tidak boleh bawa motor. Usia di bawah 17 belum punya surat izin mengemudi (SIM). Jadi kalau tidak punya SIM, belum boleh bawa motor,” kata Roni.

BACA JUGA:Gagalkan Tawuran, Polisi Amankan 2 Pemuda Membawa Sajam

Namun, fakta di lapangan sejumlah SMP di Kabupaten Cirebon banyak siswanya yang membawa motor, untuk berangkat ke sekolah. Siswa juga memarkirkan motor tersebut di luar sekolah. Lantaran, pihak sekolah melarang pelajarnya bawa motor.

Ronianto sendiri, juga angkat tangan bilamana ada pelajar SMP yang membawa motor. “Kalau ada yang bawa, itu bukan kewenangan sekolah. Kami hanya mengimbau tidak boleh bawa motor,” tandasnya.

Pantauan Radar Cirebon di lapangan, sejumlah kecamatan di Kabupaten Cirebon banyak pelajar SMP yang membawa motor. Terutama, di daerah yang tidak ada angkot yang melintas. Sehingga, para orang tua melepaskan anaknya membawa motor sendiri ke sekolah.

Salah seorang orang tua berinisial YN, warga Kecamatan Panguragan membiarkan anaknya membawa motor sendiri ke sekolah. Awalnya, saat anaknya kelas satu, Ia antar jemput ke sekolah tempat anaknya belajar.

BACA JUGA:Pj Walikota Cirebon Olahraga Bersama Forkopimda Kuatkan Sinergitas dan Kondusifitas Jelang Pemilu 2024

Namun, setelah anaknya kelas tiga SMP, dan sudah berkendara sendiri, Ia pun melepas anaknya berangkat sendiri ke SMP. “Kalau antar jemput terus, capek. Kami banyak kerjaan rumah. Jadi anak berangkat sendiri. Sudah kelas tiga juga,” katanya.

Dikatakan NY, pada Zaman dulu anak SMP banyak yang naik angkot dan pakai sepeda. Namun, seiring berkembang zaman, angkot mulai sulit, bahkan sudah tidak ada. Sehingga, anak SMP harus antar jemput. “Sekarang sudah banyak yang bawa motor sendiri,” imbuhnya. (cep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: