Sejarah Gedung Bundar di Lapangan Kebumen Cirebon yang Bakal Direvitalisasi Pemerintah, Dulu Menara Pengawas

Sejarah Gedung Bundar di Lapangan Kebumen Cirebon yang Bakal Direvitalisasi Pemerintah, Dulu Menara Pengawas

Sejarah Gedung Bundar di Lapangan Kebumen Kota Cirebon yang diduga dibangun awal tahun 1900-an.-Dokumen-radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM - Gedung Bundar yang berada di Lapangan Kebumen, Kota Cirebon, bakal direvitalisasi oleh pemerintah.

Bahkan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon menginginkan agar Gedung Bundar bisa menjadi pusat ekonomi kreatif.

Gedung berbentuk bundar dengan atap kerucut tersebut, memang menarik sangat ikonik. Sayangnya, selama ini terlihat terabaikan.

Lalu, bagaimana sejarah dari Gedung Bundar tersebut? Apa kaitannya dengan Lapangan Kebumen?

BACA JUGA:Anggota DPR Sebut Harga Avtur di Bandara Kertajati Lebih Mahal dari Soetta, Khawatir Berpengaruh ke Tiket

Berdasarkan Atlas Maior, diperkirakan Gedung Bundar sudah ada di awal tahun 1900-an. Ini merupakan bagian dari tata ruang yang dibangun Pemerintah Kolonial Belanda.

Konsep pembangunannya merupakan satu kesatuan dengan Kawasan Pelabuhan Cirebon. Adapun fungsinya, sebagai menara pengawas.

Selain itu, gedung berbentuk bulat ini diduga dulu digunakan untuk menyimpan radio telekomunikasi dan pengiriman telegraf.

Selain itu, ada juga Gedung Residen di sekitar Lapangan Kebumen. Sayangnya, sekarang sudah rata dengan tanah.

BACA JUGA:Indonesia Perjuangankan Agar Israel Diberikan Fatwa Hukum Atas Pendudukannya di Palestina

Lapangan Kebumen apabila melihat sejarah dulu bernama Keboemen Plein atau dalam bahasa Indonesia Alun-alun Kebumen. Kawasan ini cukup bersejarah bagi Kota Cirebon. Sebab, di sinilah dulunya pusat pemerintahan Karesidenan Cirebon berada.

Terutama pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Kawasan ini dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda di atas puing-puing Benteng De Beschermingh Cheribon pada tahun 1835.

Benteng ini hancur akibat meledaknya gudang mesiu dalam benteng. Sebagai gantinya, Pemerintah Kolonial Hindia Belanda kemudian segera membangun kembali kawasan pusat pemerintahan baru yang dikenal dengan sebutan Keboemen Plein.

Sebagai kawasan pusat pemerintahan Karesidenan Cirebon Keboemen Plein dibangun dengan sistem tata ruang bangunan pemerintahan kolonial yang sentralistik dan ekonomi yang monopolistik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: