Nabi Palsu Pada Masa Nabi Muhammad, Tanggapan Rasulullah Sungguh Tak Terduga
Nabi palsu pada masa Nabi Muhammad bernama Musailamah al-Kadzab. Ilustrasi foto:-Simon Berger-pexels.com
Sebelum menulis surat balasan, Nabi bertanya kepada pengikut Musailamah kemudian dijawab bahwa keduanya meyakini ajaran Musailamah.
BACA JUGA:2 Pejabat Majalengka Minta Uang ke AN Tapi Bukan Anak Mantan Bupati, Disebut Inisialnya
Kitab sejarah yang ditulis oleh Ibnu Ishaq mencatat surat balasan dari Nabi Muhamammad untuk Musailamah, yakni sebagai berikut:
“Dari Muhammad Rasulullah kepada Musailamah sang pendusta. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk (QS. Thaha: 47). Sesungguhnya bumi ini adalah kepunyaan Allah. Diwariskan-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa."
Kemunculan Musailamah sebagai nabi palsu pada masa Nabi Muhammad diperkirakan pada tahun 10 Hijriyah. Itu artinya, Nabi Muhammad sudah tinggal di Madinah.
Setelah mengirimkan surat balasan, Nabi Muhammad tidak memerangi Musailamah. Bahkan, nabi palsu itu meneruskan dakwahnya dan mendapatkan semakin banyak pengikut.
Setelah Rasulullah wafat, Musailamah semakin aktif berdakwah dan semakin meresahkan. Propagandanya dinilai merongrong stabilitas pemerintahan Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq.
Pada akhirnya, perang antara kubu Muslimin dengan Musailamah dan pengikutnya pecah pada tahun 632 M.
Perang itu dikenal dengan Petempuran Yamamah yang dimenangkan oleh tentara Muslim dibawah pimpinan Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq.
Nah, kemunculan nabi palsu juga terus terjadi hingga ke masa modern. Yang terbaru seorang pria di Tebing Tingg mengaku sebagai seorang nabi.
Pria bernama Jannes Kilon Diaz itu mengaku mendapat wahyu untuk membubarkan Agama Islam. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: