Elpiji 3 Kg Diselewengkan
INDRAMAYU – Penyebab kelangkaan gas LPG (elpiji) 3 kg yang berdampak pada kenaikkan harga gas tersebut, sedikit demi sedikit mulai terkuak. Direktur Operasional PD Bumi Wiralodra Indramayu (BWI), John Badrudin mengungkapkan, ada indikasi kalau elpiji 3 kg telah diselewengkan dan lari ke peternak ayam. Padahal gas tersebut adalah gas bersubsidi untuk konsumsi masyarakat, dan bukan untuk industri. “Saya sudah banyak mendapat laporan tentang penggunaan elpiji 3 kg oleh industri peternakan ayam di sejumlah wilayah, khususnya di wilayah barat Indramayu. Jadi wajar kalau terjadi kelangkaan elpiji 3 kg dan harganya menjadi tinggi,” ujar John kepada Radar, Jumat (21/2). John berharap kepada pihak-pihak terkait agar bisa melakukan penertiban terhadap masalah itu. Pasalnya kalau terus menerus dibiarkan, maka keberadaan elpiji 3 kg akan terus langka, dan masyarakat dibuat sengsara. Selain itu, tambah John, untuk wilayah Indramayu mestinya juga harus ada penambahan agen elpiji 3 kg. Karena dengan hanya 16 agen yang ada saat ini, dirasa masih kurang jika dibandingkan dengan geografis Kabupaten Indramayu yang cukup luas. “Kami dari pemkab Indramayu sudah mengajukan penambahan jumlah agen ke Pertamina, dan mudah-mudahan bisa disetujui,” ujarnya. Indikasi kalau elpiji 3 kg diselewengkan ke industri peternakan ayam juga diungkapkan Ketua Fraksi PDI Perjuangan, Ruslandi SH. Menurutnya, industri peternakan ayam yang tersebar di Kabupaten Indramayu memang terindikasi menggunakan elpiji 3 kg. Rasio penggunaan untuk satu kandang ukuran satu paket sebanyak 60-70 tabung gas untuk 10 hari. Apabila dalam satu kecamatan ada 10 industri peternakan, maka ada 700 tabung elpiji 3 kg yang hilang dari peredaran atau diselewengkan. “Kondisi ini tentu sangat menyengsarakan rakyat dan membuat resah mereka yang seharusnya bisa mendapatkan elpiji kg dengan mudah,” tandasnya. Ruslandi juga berharap pihak-pihak terkait segera melakukan penertiban terhadap masalah tersebut, agar kelangkaan elpiji 3 kg tidak terus terjadi dan terjadi lagi. (oet)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: