Mengenal Uang Arwah, Tradisi Bakar Uang Persembahan kepada Arwah Leluhur

Mengenal Uang Arwah, Tradisi Bakar Uang Persembahan kepada Arwah Leluhur

Tradisi Bakar Uang Persembahan kepada Arwah Leluhur-istimewa-radarcirebon.com

RADARCIREBON.COM - Ada tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Tionghoa saat ada keluarga atau kerabat meninggal dunia. Tradisi tersebut adalah membakar uang sebagai persembahan kepada para arwah leluhur.

Tradisi membakar uang menggunakan uang palsu atau yang dikenal sebagai uang arwah atau uang hantu. Konon, membakar uang kertas dapat memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang telah meninggal di akhirat.

Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, uang bisa membeli kebahagiaan bahkan di akhirat. Sehingga dengan membakar uang palsu saat pemakaman, mereka bisa memastikan bahwa leluhurnya memiliki banyak uang di dunia setelah kematian.

Sehingga, anggota keluarga yang masih hidup tak perlu cemas memikirkan kehidupan anggota keluarganya yang telah meninggal. Karena jiwa-jiwa yang telah meninggal itu punya uang untuk membeli barang dan kebutuhan mereka, agar dapat merasa nyaman di alam baka.

BACA JUGA:Ternyata Kota Cirebon Sejak Dulu Terkenal Kumuh, Koran Hindia Belanda Sebut Distrik Cangkol Tak Layak Huni

Budayawan Cirebon, Jeremy Huang mengatakan bahwa dalam tradisi masyarakat Tionghoa yang beragama Budha dan Konghucu ketika ada keluarga yang meninggal baik itu ayah, ibu atau kakek nenek, maka wajib anggota keluarga nya membakar uang emas dan uang perak,. Tujuan membakar uang emas digunakan sebagai persembahan para dewa sementara uang perak digunakan untuk arwah leluhur.

"Berbagai jenis uang arwah diperuntukkan sebagai persembahan kepada roh yang berbeda pula," Ungkapnya.

Dijelaskan Jeremy ada tiga tipe utama dari uang arwah, yakni uang tunai (atau disebut tembaga), uang perak, dan emas. Uang tunai dipersembahkan kepada orang yang baru meninggal atau roh-roh yang tidak diketahui asalnya.

Sementara uang emas (jin) dipersembahkan kepada orang mati dan dewa-dewa tinggi seperti Kaisar Giok, serta uang perak (yin) yang hanya diperuntukkan untuk arwah para leluhur dan juga dewata lokal.

BACA JUGA:Ketua DPRD Ajak Pelajar Berpartisipasi Aktif dalam Pembangunan Cirebon

"Perbedaan penggunaan tersebut harus benar-benar diperhatikan untuk menghindari kebingungan atau gangguan dari roh-roh." Jelasnya. (awr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: