Tangis Siti Anita Pecah Kisahkan Kondisi A, Karena Keadaan Terpaksa Jual Handphone Anak

Tangis Siti Anita Pecah Kisahkan Kondisi A, Karena Keadaan Terpaksa Jual Handphone Anak

Foto kiri: Siti Anita mengisahkan kondisi putranya. Kanan: Anak inisial A di Kota Cirebon yang mengalami depresi berat. Foto:-Dedi Haryadi-Radarcirebon.com

Suatu kali, anak sulung Anita pulang bermain kemudian marah-marah tidak seperti biasanya. Sebelumnya, anak insial A itu dikenal pendiam dan tidak nakal.

"Pulang-pulang ngamuk gitu lo Pak, emosi. Itu karena HP-nya saya jual, itu mungkin ya faktor penyebabnya," tutur Siti Anita.

Telepon genggam yang dijual oleh Anita ternyata dibeli dari hasil menabung putranya. Menyisihkan dari uang jajan sehari-hari.

Menurut Anita, dirinya terpaksa menjual barang kesayangan anaknya karena pada saat itu kondisi ekonomi sangat mendesak. 

Sehingga, tidak ada uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Saya bingung ya, keadaan saya engga kerja, saya engga jualan. Terus suami juga waktu itu, keadaan delapan bulan engga ngasih nafkah. Jadi saya bingung," ungkap Siti Anita sambil berurai air mata.

"Ada barang itu (telepon genggam) ya saya jual untuk makan sehari-hari. Kayak gitu. Mungkin itu barang yang dia (A) seneng. Hasil nabung sendiri, jerih payah sendiri," imbuh Anita.

Dari situ anaknya mulai menunjukan sikap yang berbeda dari biasanya. Sering marah-marah ketika berada di rumah. Bahkan pernah mengamuk di sekolah.

Anita mengira, perubahan sikap anaknya itu bagian dari kenakalan anak-anak. Tapi justru semakin parah.

Namun, langkah yang diambil oleh Anita pada awalnya adalah dengan membawa putra sulungnya menjalani pengobatan alternatif.

"Awalnya ngelamun, ngamuk-ngamuk gitu, tak kira kenakalan. Eh, engga tahunya saya udah ruqyah bilangnya kena ini, gangguan mahluk halus," tutur Anita.

"Jadi saya (awalnya) belum pengobatan medis, ngambil jalurnya masih ke orang pinter," jelas Anita.

Dia menambahkan, setelah menjalani ruqyah, bukannya membaik justru sang anak makin menunjukan perubahan yang drastis. Selain melamun juga sering memukul kepalanya sendiri.

"Sering nepakin kepala, dipukulin terus. Mungkin syarafnya kena ya. Baru saya berobat ke medis," tambahnya lagi.

Kini, Anita berharap putra sulungnya sembuh total. Normal seperti anak-anak sedia kala dan bisa bersekolah kembali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: