Kisah Kelam Rahmat alias Herang: Ayah Dibunuh, Kini Dia Dipenjara karena Bunuh Ibu Kandung

Kisah Kelam Rahmat alias Herang: Ayah Dibunuh, Kini Dia Dipenjara karena Bunuh Ibu Kandung

Rahmat alias Herang, pemuda 26 tahun di Sukabumi yang tega bunuh ibu kandung. Foto: -Tangkapan layar-

Luka-luka tersebut antara lain terdapat di bagian wajah, leher, bahu dan lengan korban.

Usai membunuh ibunya, pelaku lanjut tidur di dalam kamar yang letaknya bersebalahan dengan kamar korban.

BACA JUGA:Demo Buruh di Majalengka, Pendopo Bupati Digeruduk, Sempat Dorong-dorongan di Depan Pabrik

Keesokan harinya, sekitar pukul 05.00 pagi, Rahmat bangun dari tidur kemudian bergegas ke rumah tetangganya sambil bawa uang Rp300 ribu.

Dengan uang Rp300 ribu pelaku minta tolong kepada tetangga untuk membunuhnya. Dia juga mengakui sudah membunuh ibu kandungnya sendiri.

Nah, apakah mental Rahmat terguncang karena kehidupan kelam yang dia jalani selama ini?

Ya, setidaknya dugaan itu bisa jadi memang benar. Kehidupan Rahmat alias Herang memang cukup suram. Sejak kecil sudah menjadi anak yatim.

Ayah Rahmat meninggal karena dibunuh. Kejadiannya sekitar tahun 1999. Sejak kejadian Rahmat bunuh ibu kandung sendiri, tetangga dan kerabatnya mengenang kembali peristiwa tragis puluhan tahun silam itu.

Tetangga dan kerabat pelaku menyebutkan, bahwa ayah Rahmat tewas dibunuh. Dihakimi oleh massa lantaran dituduh sebagai dukun santet.

Jika sekarng Rahmat berusia 26 tahun, maka pembunuhan ayahnya terjadi saat Rahmat baru berusia 1 tahun. Masih bayi, belum mengerti apa-apa.

Namun demikian, peristiwa mengenaskan 25 tahun silam tampaknya memengaruhi kepribadian Rahmat sehingga kesehatan jiwanya tidak stabil.

Dijelaskan oleh Kepala Desa Sekarsari, Awan Kurniawan, keluarga Rahmat memang mengalami nasib yang sangat tragis. Pada tahun 1999 ketika ramai isu dukun santet, ayah Rahmat salah satu kena imbasnya.

“Iya ceritanya seperti itu, dulu katanya perkiraan tahun 1999 kurang lebih saat itu ramai-ramainya soal isu dukun santet, (ayah Herang) jadi kena tuduh santet,” tutur Awan.

H Deris, tokoh masyarakat setempat mengungkapkan bahwa ayah Rahmat tewas dihajar massa.

“Anak itu dahulu orang tuanya juga dibunuh, oleh massa. Jadi ke fitnah jadi tukang eta lah (dukun santet) zaman dulu,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: