Tidak Ada Jalan Lain, Petani di Kuningan Terjang Bahaya untuk Garap Lahan
Petani di Desa Wilanagara, Kabupaten Kuningan, harus menerjang derasnya Sungai Cisanggarung demi bisa menggarap lahan pertanian mereka. Jembatan Semar yang menjadi akses penghubung, mengalami ambruk karena terkikis air sungai.-Andre Mahardika-Radar Kuningan
KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM - Tidak ada pilihan lain, petani di KUNINGAN ini harus menerjang bahaya. Mereka harus menaklukan deras air sungai guna menggarap lahan milik mereka.
Kondisi tersebut menimpa petani di Desa Desa Wilanagara, Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan.
Jembatan Semar yang menjadi akses mereka ke lahan pertanian, ambruk akibat terkikis air Sungai Cisanggarung.
Jembatan yang dibangun sejak tahun 1989 itu, tidak kuat menahan derasnya aliran air Sungai Cisanggarung sehingga kondisinya rusak.
BACA JUGA:SAH! Naturalisasi Calvin Verdonk dan Jens Raven Disetujui, Ini Tahapan Berikutnya
Menurut Kepala Desa Wilanagara, Asep Sudiana, pihaknya sudah lama memantau kondisi jembatan yang sudah berusia 35 tahun tersebut.
Menurut Asep, usaha perbaikan di Jembatan Semar itu, sudah pernah dilakukan sebelum musibah terjadi.
"Kami telah lama memantau kondisi jembatan ini. Pada tahun 2022 lalu, pemerintah desa sempat memperbaiki pondasi jembatan yang terkikis dengan menambalnya menggunakan batu," ucap Asep dikutip dari radarkuningan.com.
Upaya perbaikan berupa penambalan pondasi itu, sebut Asep, tidak mampu menopang badan jembatan dalam waktu lama.
BACA JUGA:Proses Naturalisasi Calvin Verdonk dan Jens Raven, Dibahas DPR RI Hari Ini
"Perbaikan ini berhasil menopang badan jembatan selama dua tahun," katanya.
Dijelaskan Asep, terkikisnya pondasi tiang jembatan, sudah terjadi pada 24 Mei 2024. Dimana, hujan deras dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: