Minus Noa dan Estella, Timnas Wanita Indonesia Diperkuat 5 Pemain Abroad

Minus Noa dan Estella, Timnas Wanita Indonesia Diperkuat 5 Pemain Abroad

Pelatih Timnas Wanita Indonesia Satoru Mochizuki, membawa 24 pemain untuk laga melawan Hongkong. 5 diantaranya merupakan abroad.-PSSI -

Kayla Nafiza Ristianto lahir di Dallas, Texas, Amerika Serikat, pada 18 Februari 2005. 

Ia adalah putri dari pasangan suami istri asal Indonesia, Tommy dan Vania Ristianto, dua-duanya orang Indonesia yang kemudian bersekolah dan bekerja di Amerika Serikat.

Saat ini, Kayla bermain untuk Cornell University yang mentas di divisi pertama National Collegiate Athletic Association (NCAA) atau kejuaraan nasional sepak bola wanita Amerika Serikat. Ia berposisi sebagai bek.

Pada 2019-2023, pemain berusia 19 tahun itu bergabung dengan FC Dallas Women. Selama empat tahun berkarier di sana, Kayla sukses membawa timnya naik ke posisi tiga di kualifikasi ECNL Nasional 2022.

Selain sepak bola, Kayla juga menggeluti cabang olahraga lain, yakni atletik. Ia menghabiskan empat tahun sebagai sprinter atau pelari cepat di nomor 100 dan 400 meter. 

Pada 2022, Kayla berhasil finis sebagai juara negara bagian di nomor 400 meter (2021) dan 4x100 meter relay (2022).

Zahra Muzdalifah - Cerezo Osaka

Lahir pada 4 April 2001, Zahra Muzdalifah menjadi pemain sepak bola wanita kebanggaan Indonesia. Zahra merupakan penyerang atau striker yang dipercaya jadi kapten Persija Putri dan Timnas Putri Indonesia pada Asian Games 2018. 

Tak hanya di dalam negeri ia juga meniti karier sebagai pesepakbola profesional luar negeri. Ia pernah bermain untuk klub sepakbola asal Inggris, South Shields FC.

Kini, Zahra Muzdalifah sudah resmi bergabung dengan klub barunya Cerezo Osaka Yanmar Ladies asal Jepang dalam kompetisis W League.

Ayah Zahra Muzdalifah adalah sosok yang berpengaruh dalam kariernya sekarang sebagai atlet. 

Sejak usia 7 tahun Zahra sudah menyukai sepak bola berkat ayahnya yang mengenalkannya pada olahraga tersebut.

Zahra meningkatkan kemampuan menggocek bola di SSB Madani Meruya, SSB Patriot Merah Putih, dan ASIOP Apacinti. 

Tak hanya jago di lapangan, Zahra juga berprestasi di bidang akademik. Ia mampu menyelesaikan jenjang SD hingga SMA hanya dalam waktu 10 tahun saja karena berhasil mengambil kelas akselerasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: