Kenapa Suhu Udara Cirebon Lebih Dingin dari Biasanya? Ini Penjelasan Soal Gerak Semu Matahari dan Awan Hujan

Kenapa Suhu Udara Cirebon Lebih Dingin dari Biasanya? Ini Penjelasan Soal Gerak Semu Matahari dan Awan Hujan

Suhu udara di Cirebon lebih diringin dari biasanya, berikut penjelasan BKMG. Foto:-Khoirul Anwarudin-Radar Cirebon

Nah, ternyata ada penjelasan ilmiahnya. Seperti diungkapkan oleh Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati, Dyan Anggraini.

Menurut dia, saat ini sedang terjadi fenomena udara yang terasa lebih dingin. Tidak hanya di wilayah Cirebon, tapi terasa juga di wilayah lain di Indonesia. 

Fenomena ini, lanjutnya, terasa sangat menonjol di wilayah selatan garis khatulistiwa.

Menurutnya, fenomena itu terjadi disebabkan oleh minimnya jumlah awan yang terbentuk saat musim kemarau. 

Imbasnya adalah radiasi gelombang panas yang dilepaskan ke angkasa tidak ada penahannya. Hal itu membuat udara jadi lebih cepat dingin. 

"Ditambah lagi angin yang cukup kencang menyebabkan awan sulit terbentuk," jelasnya saat dihubungi Radar Cirebon.

Selain itu, masih ada faktor lain yang menyebabkan udara dingin di sebagian wilayah Indonesia.

Yakni, pada musim kemarau terdapat angin Moonson yang berembus dari Australia menuju Indonesia. Sifat angin ini dingin dan kering. Itu terjadi lantaran di Australia sedang mengalami musim dingin. 

Kemudian, berdasarkan gerak semu matahari, saat ini posisi matahari baru bergerak balik dari belahan bumi utara kembali ke selatan. 

Tetapi masih di belahan bumi utara, sehingga di Australia relatif menerima panas yang lebih sedikit karena musim dingin sehingga menambah suhu relatif dingin di Indonesia.

“Kalau dilihat dari kondisi rata-ratanya, memang biasanya pada bulan Juli ini akan ada penurunan suhu, kemudian suhu akan meningkat kembali mulai bulan Agustus hingga Oktober. Ini juga disebabkan karena posisi matahari pada bulan tersebut akan bergerak menuju ke ekuator dan belahan bumi selatan, sehingga wilayah Indonesia, khususnya Ciayumajakuning, akan kembali mengalami kenaikan suhu," jelasnya. 

Oleh karena itu, kata Dyan, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai angin kencang yang melanda Ciayumajakuning akhir-akhir ini. 

Yakni, akibat adanya Angin Kumbang selama periode musim kemarau hingga Oktober mendatang.

Angin Kumbang adalah istilah lokal di Ciayumajakuning untuk menyebut angin Fohn atau angin lokal. 

Angin Fohn adalah angin yang berhembus naik ke pengunungan kemudian turun menuruni lereng dengan kecepatan serta suhu yang relatif tinggi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: