Gudang Amunisi TNI AL Meledak

Gudang Amunisi TNI AL Meledak

*10 Bangunan Hancur, 1 Tewas dan 86 Luka JAKARTA - Ledakan di gudang amunisi TNI AL di Mako Pasukan Katak Tanjung Priok Jakarta kemarin pagi diduga akibat korsleting. Dampaknya sudah jelas, seorang tewas, 86 luka, dan gudang senjata hancur. Gudang itu menjadi lokasi penyimpanan amunisi ringan milik TNI AL. Informasi yang dihimpun, sekitar pukul 09.05, tiba-tiba alarm tanda bahaya di markas Kopaska berdengung kencang. Seketika anggota TNI berhamburan keluar gedung, sambil mencari tahu tanda bahaya tersebut. Ternyata tanda bahaya berasal dari asap pekat akibat kebakaran di gudang amunisi Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska). Anggota di lokasi langsung mengambil Alat Pemadam Kebakaran (APAR) untuk memadamkan api kecil dan kepulan asap pekat. Sekitar jam 09.20 terjadi ledakan kecil. Anggota pun langsung berhamburan menjauhi lokasi kebakaran. Kurang dari 30 menit ledakan kedua terjadi lebih besar dengan getaran yang lebih dahsyat. Selain gedung Satkopaska, sembilan gedung lainnya di Pangkalan Utama III (Lantamal III) Jakarta juga terkena dampaknya. Diantaranya gedung Satuan Keamanan Laut (Satkamla), Satuan Kapal Eskorta (Satkor), Satuan Kapal Amfibi (Satfib), Satuan Kapal Bantu (Satban), Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) dan Fasharkan (Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan. Akibat ledakan itu, material gedung berterbangan setinggi puluhan meter dengan radius 200 meter. Sedikitnya, 87 anggota yang berada di lokasi menjjadi korban, baik berat ataupun ringan. Bahka, dua gedung PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, yang jaraknya sekitar 200 meter, terkena dampak. Kaca gedung banyak pecah akibat getaran dari ledakan tersebut. \"Gedung triple copot juga seng penutup gudang banyak lepas,\" kata Maman, karyawan Koperasi DKB. Menurut saksi mata, seorang petugas taman di lokasi kejadian, ledakan begitu dahsyat. Pria yang enggan disebut nama itu, mengaku sempat membantu memadamkan api. Namun baru sampai 20 meter dari lokasi, tiba-tiba gudang tersebut meledak. Otomatis tubuh, terpental sejauh 10 meter. \"Saat terbangun padangan mata saya kabur. Kondisi telinga mendengung kencang sekali,\" kata dia. Kondisi di lokasi sangat panik. Anggota, kata dia, berlarian menghindari sumber ledakan. Saat itu, puing bangunan berterbangan ke langit. Antara sadar dan tidak sadar, dia menyelamatkan diri dengan bersembunyi di bawah pohon. Namun, tetap masih terkena pecahan bangunan. \"Kepala saya bocor. Akhirnya saya sembunyi di dalam gedung yang tidak hancur,\" katanya. Menurut dia, korban yang terluka adalah para anggota yang berada di radius 100-200 meter dari lokasi ledakan. Ada yang luka di bagian kepala, kaki, tangan dan, badan. Justru, yang berada jauh dari lokasi ledakan mengalami luka parah. \"Yang dekat ledakan tidak terkena serpihan material,\" katanya. Saksi mata lainnya, Hasanudin (40), adalah awak kapal yang sedang memperbaiki kapal berjarak 200 meter dari lokasi ledakan. Dia menyaksikan kepanikan akibat ledakan tersebut. Saat asap pekat muncul, sejumlah anggota TNI AL tampak memadamkan api. Namun, tidak lama kemudian gudang justru meledak. \"Mereka langsung lari kocar-kacir, mencoba menjauh dari lokasi ledakan. Kami yang di kapal semuanya tiarap. Dentumannya kencang sekali,\" katanya. Sampai pukul 14.00 kemarin, evakuasi korban masih berlangsung. Sejak terjadi ledakan, evakuasi korban dilakukan dengan menyebarangkan korban menggunakan kapal menyebrang laut sekitar 300 meter. Sedikitnya 12 ambulan yang diparkir menunggu di dermaga hilir mudik mengangkut para korban. Mereka yang mengalami luka berat dan ringan langsung dibawa ke Rumah Sakit Port Medical Center (PMC) yang tak jauh dari lokasi kejadian. Selanjutnya, dirujuk ke rumah sakit lainnya. Sejak sekitar jam 10.00 saat ledakan besar terjadi, evakuasi langsung dilakukan. Di tengah kepulan asap pekat evakuasi dilakukan. Sekitar jam 12.00 asap sudah mulai mereda. Police line langsung dipasang radius 200 meter dari dermaga menuju Pondok Dayung. Anggota TNI AL tampak mengamankan lokasi. Lokasi langsung steril dari jangkaun masyarakat umum sampai sore hari. Kompleks Kopaska merupakan pulau kecil seluas 10 hektare di sisi barat Pelabuhan Tanjung Priok. Selain sebagai lokasi latihan Kopaska dan gudang amunisi, di pulau tersebut juga terdapat markas Ditpolair Polda Metro Jaya. Untuk mencapai pulau tersebut, setiap anggota Kopaska, PNS TNI AL maupun Ditpolair menggunakan kapal penumpang kecil. Hingga semalam, jumlah korban mencapai 87 orang. Satu di antaranya meninggal dunia, bernama Sertu Imam Syafei. Dia mengalami luka bakar di leher dan sejumlah luka dalam. Selebihnya luka-luka, dan beberapa di antaranya merupakan PNS TNI AL yang berdinas di Kopaska. Rata-rata luka berupa patah tulang, sobek, kepala bocor, hingga tertembus serpihan peluru. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul menambahkan, dugaan sementara meledaknya gudang amunisi milik TNI AL sekitar pukul 10.30 WIB kemarin disebabkan oleh adanya arus pendek. \"Ada kejadian kebarakan, lalu seluruh anggota datang ke lokasi di Pondok Dayung yang merupakan markas Komando Pasukan Katak (Kopaska),\" kata Iskandar di RSAL dr Mintohardjo, Jakarta, kemarin. Hal tersebut juga menjadi sebab banyaknya korban akibat ledakan tersebut yang rata-rata merupakan anggota aktif TNI AL. \"Begitu mereka mau madamkan api, tiba-tiba gudang meledak. Akhirnya korban banyak. Jumlah korban berkembang dari 25 orang menjadi 44 orang, selanjutnya korban dari ledakan ini dipastikan 87 orang,\" papar jenderal TNI bintang dua tersebut. Rata-rata luka yang diderita para korban berasal dari serpihan kaca, kayu, genteng, dan amunisi yang terlontar akibat ledakan. \"Korban, semuanya rata-rata karena terkena pecahan genteng, kayu kusen, dan pecahan kaca. Ada juga yang terkena kepala dan perut,\" ucap Iskandar. Seluruh korban selanjutnya langsung dilarikan ke lima rumah sakit, yaitu RSAL dr Mintohardjo, RSPAD Gatot Subroto, RS Pelabuhan, RS Sukmul, dan RSUD Koja. \"Kita sangat prihatin ada korban meninggal Sertu Iman, dan satu lagi di dirawat di ICU. Mohon doa teman media dan masyarakat agar jangan bertambah korbannya,\" ujarnya. Sementara itu, korban dari pihak sipil dinyatakan nihil. Iskandar menjelaskan bahwa lokasi gudang amunisi tersebut jauh dari permukiman penduduk dan merupakan kawasan terbatas. \"Pondok Dayung merupakan lokasi sendiri, tempatnya latihan Kopaska dan fasilitas pemeliharaan kapal dan patroli,\" terangnya. Hal senada dikatakan KSAL Laksamana TNI Marsetio menurut dia, ledakan terjadi setelah para prajurit berkumpul untuk memadamkan api di gudang tersebut. \"Kejadian (ledakan) murni kecelakaan, tidak ada unsur sabotase,\" ujarnya usai menjenguk para prajurit Paska yang dirawat di RSAL dr Mintorahardjo. Menurut dia, gudang tersebut menyimpan sejumlah amunisi. Baik berupa pistol, senpi laras panjang dan pendek, granat, hingga amunisi kapal yang sedang docking. \"Dan ada TNT, itu yg menjadi ledakan besar,\" tuturnya. Meski begitu, Marsetio tidak bisa memastikan berapa banyak amunisi yang disimpan di sana. Di lokasi kekjadian, Kadispenal Laksamana Pertama TNI Untung Suropati mengatakan jika peristiwa tersebut mirip kejadian pada 1984. Yakni, saat gudang amunisi di kawasan Cilandak, Jaksel, meledak. Namun, kejadian kala itu sangat dahsyat karena dampaknya hampir merata di seluruh Jakarta. Sedangkan, kejadian kemarin meski tidak sedahsyat 1984, tetap membawa dampak signifikan. \"10 bangunan di radius 100 meter rusak, bahkan ada yang atapnya beterbangan,\" ujarnya. Diperkirakan kerusakan bangunan-bangunan tersebut mencapai 90 persen. Itu merupakan efek langsung. Sedangkan, efek tidak langsungnya adalah gudang dan kantor di kompleks tersebut. bahkan, ada beton sepanjang dua meter yang sempat melayang akibat ledakan. Pengamatan Jawa Pos, kantor Lantamal III yang dipisahkan selat selebar 100 meter dari pulau juga terkena dampak. Sejumlah kaca di gedung-gedung kompleks lantamal III pecah. \"Getarannya terasa sampai Kolinlamil,\" ujar salah seorang prajurit di dermaga Lantamal III. Lokasi yang dimaksud berjarak sekitar tujuh kilometer dari pulau tersebut. Untung mengatakan, Gudang tersebut dibagi dalam beberapa sekat. Mulai kelas senapan, senjata genggam, granat, hingga senjata dengan caliber yang lebih besar. Tidak ada amunisi kelas berat yang disimpan di sana. TNI AL memiliki gudang lain yang memang khusus untuk menyimpan amunisi kelas berat. Dia memastikan tidak ada korban yang berasal dari luar lingkungan TNI AL. Sebab, pulau tersebut memang tidak bisa dimasuki siapapun selain Kopaska dan Ditpolair. Masyarakat umum tidak diberi akses masuk karena kompleks tersebut merupakan area latihan militer yang harus steril dari aktivitas masyarakat sipil. Alumnus US Naval War College 2009 itu menambahkan, penetapan zona bahaya akan berlangsung hingga tiga hari ke depan. Pihaknya bekerjasama dengan Puslabfor Mabes Polri untuk memastikan penyebab kebakaran dan ledakan. Kerugian akibat ledakan juga belum bisa dipastikan. Sementara itu, mengenai biaya pengobatan para korban tidak akan ditanggung pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. Tidak ditanggungnya mereka dalam BPJS kesehatan, bukan dikarenakan pihak BPJS kesehatan menolak atau tidak masuk dalam hitungan INA CBGs. Melainkan karena adanya anggaran khusus yang telah disiapkan untuk kasus-kasus seperti ini. \"Kalau bencana gitu kan ada anggaran khusus. Jadi akan diambilkan dari sana, seperti misalnya bencana tanah longsor, gunung meletus dan sebagainya. Tapi kalau sudah terdaftar (BPJS kesehatan) dan ingin menggunakannyab pasti akan dilayani,\" ujar Nafsiah saat ditemui usai acara Global Fund Biard Meeting di Jakarta, kemarin. Pihak Kementerian Kesehatan pun telah menyalurkan bantuan pada para korban. Beberapa ambulance telah dikerahkan untuk evakuasi. Obat-obatan juga telah disalurkan untuk korban luka ringan. Ia pun telah menginstruksikan agar rumah sakit rujukan dapat berkoordinasi dengan baik, agar pelayanan dapat diberikan secara cepat. Dalam kesempatan yang sama, Menkes juga menyampaikan rasa prihatin mendalam atas ledakan yang telah mengakibatkan 85 orang luka-luka dan dua orang tewas itu. (yuz/byu/dod/mia)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: