Protein yang Terkandung di Makanan Mentah Tak Bisa Diserap Tubuh

Protein yang Terkandung di Makanan Mentah Tak Bisa Diserap Tubuh

ilustrasi daging sapi untuk dibuatkan steak-OpenClipart-Vectors-Pixabay

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Sashimi, Onsen Egg, Steak, menjadi deretan makanan yang lezat dihidangkan setengah matang maupun mentah.

Namun, ternyata mengonsumsi makanan setengah matang maupun mentah ini berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan.

Bahkan, protein yang terkandung pada makanan mentah tersebut tidak dapat diserap tubuh secara maksimal.

Ahli Gizi sekaligus Sekretaris Prodi Gizi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Cirebon, Isnar Nurul Alfiyah SGz MGizi menuturkan daging merah, telur, hingga ikan laut memang mengandung protein tinggi.

BACA JUGA:PT Jazirah Nusantara Global Berkomitmen Berikan Layanan Lebih Prima

BACA JUGA:Berikan Potong Rambut Gratis, Relawan Yuh Gas Nang Wong Cirebon Deklarasi Dukung Pasangan BERES

BACA JUGA:Polresta Cirebon Musnahkan Ribuan Botol Miras Bersama Kejaksaan dan PN Cirebon

Namun, jika makanan ini dikonsumsi dalam kondisi setengah matang maupun mentah kandungan protein tidak akan bisa diserap secara maksimal oleh tubuh.

Proses pemasakan dibutuhkan untuk proses pematangan protein, sehingga saat protein diterima langsung tanpa adanya proses pemasakan, maka tubuh tidak akan menyerapnya.

"Kandungan protein yang dikonsumsi jadi sia-sia," ujarnya.

Saat seseorang mengonsumsi makanan setengah matang maupun mentah secara berlebih dan dalam kurun waktu yang panjang dapat menyebabkan penyerapan bakteri dalam tubuh.

BACA JUGA:Kebiasaan Keluarga Menhub Dudy saat Pulang ke Purwasari Kuningan Diungkap oleh Tetangga

BACA JUGA:Menteri Dudy Asal Kuningan Sudah Dilantik, Langsung Sertijab di Kemenhub

BACA JUGA:Dani Dapat Wejangan Tiga Mantan Menteri

Bagi wanita usai produktif yang kerap mengonsumsi makanan mentah sebelum hamil misalnya, virus dan tokso bisa berkembang di dalam tubuhnya.

Nantinya ini bisa mengakibatkan susah mendapatkan anak, bayi lahir tanpa tempurung kepala, hingga kelainan gagal tumbuh bayi dalam kandungan.

"Bayi yang gagal tumbuh dalam kandungan bisa bertahan hidup paling lama 24 jam setelah dilahirkan," jelasnya.

Isnar menyarankan untuk lebih memilih lagi bahan makanan yang hendak dikonsumsi, disarankan pilih makanan yang diolah agar lebih sehat.

BACA JUGA:Disbudpar Pastikan Gapura Talun Sesuai Aturan

BACA JUGA:Kaesang Hadiri Pelantikan Menteri, Sebut Kabinet Prabowo Lebih Baik dari Sebelumya

BACA JUGA:Tingkatkan Disiplin dan Perkuat Tanggung Jawab Personel, Polres Cirebon Kota Gelar Ops Gaktibplin

Jika kebiasaan makanan makanan mentah telah dilakukan dalam jangka waktu yang lama ke belakang, tak ada salahnya untuk konsultasikan ke dokter dan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mendeteksi adanya tokso dalam tubuh.

"Tokso bisa disembuhkan dengan mengonsumsi obat yang diberikan dokter sesuai dengan kondisi dan keluhan pasien," tukasnya. (apr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase