2 PMI Asal Kuningan Meninggal di Arab Saudi, 1 Dipulangkan, 1 Tidak
Ilustrasi jenazah. Foto:-Mario Wallner-pexels.com
Sayangnya, sampai saat ini belum ada data yang pasti mengenai jumlah PMI ilegal asal Kabupaten Kuningan.
Menurut Yanto, pihaknya tidak memiliki data karena para PMI ini tersebar dan tidak terdaftar di Disnakertrans.
Namun, Yanto mengakui ada beberapa daerah dikenal sebagai kantung PMI di Kuningan di mana cukup banyak warganya yang memilih bekerja sebagai pekerja migran secara ilegal seperti dari Kelurahan Awirarangan, Purwawinangun dan Windusengkahan.
BACA JUGA:Kasus Keracunan Massal Puskesmas Cangkol, Kapus Dipanggil Dinkes Kota Cirebon?
BACA JUGA:Ibu Hamil Terpaksa Operasi Diduga Keracunan Snack dari Puskesmas Cangkol Kota Cirebon
"Di Awirarangan saja saat ini ada sekitar 800 orang yang bekerja sebagai PMI, ada yang di Malaysia, Arab Saudi atau Singapura, tapi hampir semuanya berangkat secara ilegal. Para PMI ilegal ini biasanya bekerja untuk pekerjaan tanpa skill seperti pembantu rumah tangga, buruh kebun dan lainnya," jelasnya.
Sementara itu, jumlah PMI asal Kabupaten Kuningan terbilang rendah dibanding daerah lain di wilayah Ciayumajakuning.
Setiap tahunnya, Kuningan memberangkatkan kurang dari 200 orang. Selama Januari-September 2024 saja hanya ada 147 orang asal Kuningan yang berangkat untuk bekerja di luar negeri.
Yanto mengatakan, yang berangkat secara resmi ini semuanya melalui lembaga penyalur tenaga kerja luar negeri dan telah mendapatkan pelatihan khusus sesuai dengan bidang dan keahlian yang dibutuhkan juga bahasa dan budaya negara tujuan.
Menurut dia, para tenaga kerja formal ini biasanya ditempatkan di perusahaan resmi dan terikat kontrak kerja dan dilindungi secara hukum serta diasuransikan.
Gajinya juga cukup besar, minimal Rp13 juta bahkan ada yang sampai Rp30 juta.
Oleh karena itu, pihaknya menyarankan kepada warga Kuningan yang ingin bekerja ke luar negeri agar melalui jalur resmi.
Yakni dengan melalui lembaga pelatihan kerja yang ada di Kuningan atau daerah lainnya.
Ini untuk memudahkan dan juga menjamin keamanan, keselamatan dan kesejahteraan para PMI mendapatkan pekerjaan di luar negeri.
"Di Kuningan baru ada sekitar 10 lembaga pelatihan kerja luar negeri dengan tujuan negara seperti Jepang, Brunei Darussalam, Hongkong, Singapura dan lainnya. Alhamdulillah, beberapa sudah berhasil dan mengangkat derajat keluarga di kampung halaman menjadi lebih baik," tutur Yanto didampingi Staf Pengantar Kerja Ahli Muda Satibi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: