Pabrik Tahu Terbakar, Korban Rugi Ratusan Juta

Pabrik Tahu Terbakar, Korban Rugi Ratusan Juta

CIDAHU – Pabrik tahu yang berada di di Dusun Getrak, RT 4 RW 1, Desa Cihideung Girang, terbakar, Jumat (21/3) dini hari. Pabrik tahu milik pasangan Udin Sarnudin dan Lia Darliah tersebut diduga terbakar akibat korsleting listrik. Kejadian yang berlangsung sekitar pukul 00.30, membuat korban rugi Rp180 juta. Sebab bukan hanya bangunan, namun juga kendaraan, harta berharga seperti emas ikut terbakar. Untungnya satu unit mobil milik korban bisa diselamatkan. Pada saat kebakaran pabrik hanya ditinggali Ebo bersama istrinya yang merupakan pegawai Udin. Ebo yang mengetahui terjadi kebakaran berusaha menyelamatkan harta benda. Sayangnya, langkahnya tidak bisa menolong, karena kobaran api semakin besar. Setelah mengetahui api semakin membesar ia menghubungi Damkar. Satu jam kemudian api baru bisa dipadamkan. Menurut Ebo, sebelum terjadi kebakaran mula-mula terdengar suara berisik seperti plastik yang tebakar. Ia mengira, usara itu dari orang yang mau mencuri, namun setelah keluar ternyata api sudah berada di bagian atap rumah. “Karena panic, saya hanya menyelamatkan barang saja setelah itu baru menghubungi pihak Damkar. Dalam kejadian ini satu unit motor Byson, uang tunai Rp20 juta, plus emas 11 gram ludes terbakar. Kalau ditotal Rp185 juta,” ujarnya. Kepala UPTD Damkar Kuningan Bambang Hernaedi mengatakan, seandinya laporan kebakaran cepat mungkin masih bisa diselamatkan. Tapi karena terlambat, maka rumah plus tempat usaha berukuran 12x24 meter tidak terselamatkan. “Ini merupakan kebakaran yang kelima selama 2014, kami sudah wanti-wanti agar warga selalu waspada, terutama jaringan kabel listrik di rumah. Kalau sudah lapuk supaya diganti karena rawan korsleting,” jelas Bambang, kemarin kepada Radar, (21/3). Dari jumlah kerugian akibat kebakaran, lanjut dia, berjumlah Rp500 juta. Untuk tahun ini terbilang sedikit bila dibanding dengan periode yang sama pada tahun 2013. Bambang menerangkan, dari banyak kasus kebakaran hampir 90 persen akibat korsleting. Sedangkan, sisanya akibat dari kelalaian ketika memasak atau pun menungkan bensin sambil mengisap rokok. “Kami selalu berharap jangan ada kebakaran karena selalu merugikan. Meski hingga saat ini belum pernah ada korban yang tewas,” sebutnnya. (mus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: