Musim Hujan, Kota Cirebon Perlu Resapan Air Cegah Terjadi Banjir

Musim Hujan, Kota Cirebon Perlu Resapan Air Cegah Terjadi Banjir

SEDIMENTASI SUNGAI: DPUTR Kota Cirebon terus melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi banjir.-Abdullah-radarcirebon.com

RADARCIREBON.COMKota Cirebon beberapa hari lalu diterjang banjir bandang yang tak pernah terpikirkan sebelumnya.

Sejumlah kecamatan terendam banjir, mulai dari Kesambi hingga Kecamatan Lemahwungkuk.
Lalu, bagaimana sikap Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Cirebon?

Menurut Kepala DPUTR Kota Cirebon, Rachman Hidayat ST, penyebab terjadinya banjir harus dilihat dari beberapa faktor.

Selain karena curah hujan yang cukup ekstrem, khususnya di wilayah hulu sungai yang mencapai 300 mm/hg.
Yakni di wilayah Kabupaten Kuningan, air hujan terbawa melalui sungai yang melintasi Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, dan berakhir di wilayah Kota Cirebon.

BACA JUGA:2 Korban Rumah Produksi Petasan Meledak di Indramayu Dievakuasi ke Rumah Sakit

Faktor lain, masih kata Rachman, juga termasuk perubahan tata guna lahan, hunian yang semakin banyak di bantaran sungai, sampah yang menyumbat drainase dan sungai, serta daya tampung saluran air atau sungai yang sudah rendah akibat sedimentasi.

Selain itu, karena wilayah Kota Cirebon berbatasan dengan laut, kota ini juga dihadapkan pada persoalan banjir rob.
Untuk itu, lanjut Rachman, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Cirebon terus melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi banjir, baik melalui kegiatan normalisasi dan pembangunan tanggul sungai, pemetaan titik banjir bersama BPBD Kota Cirebon, serta melakukan koordinasi dengan BBWS Cimanuk-Cisanggarung.

“Penyelesaian persoalan banjir ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak, baik dari masyarakat Kota Cirebon maupun stakeholder antar wilayah Kabupaten dan Kota,” ujar Rachman.

Maka dari itu, lanjut Rachman, pihaknya berharap ke depannya kerjasama penanggulangan banjir ini dapat lebih ditingkatkan melalui fasilitasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat maupun BBWS Cimanuk-Cisanggarung.

BACA JUGA:Desa Leuweunghapit Majalengka 10 Tahun Langganan Banjir, Camat Ligung Tawarkan Solusi

Selain itu, ke depan perlu dilakukan penataan kembali jaringan drainase, serta pembangunan tampungan-tampungan air seperti kolam retensi di beberapa titik wilayah Kota Cirebon.

“Pentingnya kolam retensi sebagai pengganti lahan yang dulunya berfungsi sebagai resapan air yang saat ini sudah banyak terbangun. Kolam retensi selain sebagai pengendali banjir juga dapat menjadi sumber air yang dapat digunakan untuk air baku maupun untuk membantu kebutuhan penanganan pemadaman kebakaran,” katanya.

Yang tidak kalah penting, menurut Rachman, adalah terus mengedukasi masyarakat untuk menjaga infrastruktur dengan cara tidak menutup saluran drainase, tidak membuang sampah di saluran drainase atau sungai, serta menyiapkan sedikit lahan terbuka di tiap halaman rumah sebagai sarana penyerapan air di lingkungan rumah.

Dengan demikian, air hujan yang jatuh tidak semuanya mengalir ke saluran drainase atau sungai, sebagian akan terserap di lingkungan tersebut dan menjadi tabungan air bagi warga masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: