Afirmasi Pendidikan di Kuningan Berhasil

Afirmasi Pendidikan di Kuningan Berhasil

KUNINGAN - Program afirmasi pendidikan SLTA bagi siswa asal Papua dan Papua Barat di Kabupaten Kuningan terbilang berhasil. Hal ini bisa dilihat dari siswa asal Papua yang berjumlah 10 orang bisa menjalani pendidikan dengan baik. Dengan hasil ini, Disdikpora Kuningan meminta jumlah siswa yang dikirim untuk disekolahkan lebih diperbanyak. Bagi disdikpora dengan adanya siswa yang sekolah di Kuningan bisa menjadi ajang promosi bagi sekolah Kuningan. “Kalau sukses pastinya membawa nama baik Kuningan. Untuk itu saya meminta dikirim 100 siswa. Namun ternyata yang sudah pasti baru lima orang, itu juga masuk ke SMAN 3 Kuningan,” ucap Kadisdikpora Kuningan Drs A Taufik Rohman MSi MPd, Selasa (25/3) lalu. Mengenai siswa yang saat ini sekolah, hasilnya terbaling baik. Mereka dibiayai negara. Kuningan hanya dipilih sebagai tempat untuk mendidik mereka. Pria yang dipanggil Opik ini menerangkan, belum lama ini ada siswa izin untuk pulang ke Papua karena orang tuanya sakit. Pihaknya ikut bertanggung jawab dengan memberi ongkos dan memantau perjalan siswa tersebut. Meski terbilang sulit, karena di wilayah Papua belum semua daerah tersentuh jaringan seluler, namun dengan penuh kesabaran siswa tersebut bisa sampai ke orang tuanya dan kembali lagi ke Kuningan. Sebelumnya pernah Radar beritakan, sebanyak 10 orang pelajar asal Papua dan Papua Barat yang mengikuti program afirmasi pendidikan SLTA di Kuningan mengaku betah. Meski jauh dari keluarga, pelajar tersebut merasa tidak sendiri karena rekan-rekan di sekolah memperlakukannya dengan baik. “Saya sangat betah di Kuningan, teman-teman di sini sangat baik sehingga bisa mengobati rasa rindu jauh dari kampung halaman,\" ucap Cris Salosa yang bersekolah di SMAN I Kuningan kepada Radar, kala itu. Siswa asal Kabupaten Abepura ini menyebutkan, semula pelajar asal Papua di Kuningan ada sekitar 11 orang. Namun pada perjalanannya, satu orang pindah ke Jakarta. Jumlah yang 10 orang tersebar di SMAN 2 (dua orang), SMKN 3 (tiga orang) SMK I (tiga orang) dan di SMAN 3 (dua orang). Menurut Cris, dari jumlah 10 orang tersebut ada yang tinggal bersama ibu angkat, ada pula yang memilih ngekos. Ia sendiri tinggal di di Winduhaji bersama ibu angkat. Untuk biaya sekolah dan tinggal di Kuningan, lanjut dia, ditanggung oleh pemerintah. Tugas siswa adalah belajar yang baik, sehingga memperoleh ilmu untuk memajukan Papua. “Total yang dikirim ke pulau Bali dan Jawa ada 500 orang dan semua disebar,” sebutnya. Sebagai orang asli Papua yang tinggal di daerah baru dengan perbedaan budaya tentu cukup sulit. Namun, dengan dukungan penuh dari teman bisa menyesuaikan diri. Ia sendiri belum pernah pulang ke Papua. “Saya merasa bangga bisa sekolah di sini, karena anak yang disekolahkan merupakan anak pilihan. Mudahan-mudahan saya bisa berhasil,” ucap Cris. Program afirmasi pendidikan bertujuan untuk mengurangi kesenjangan antara Jawa dan Papua. Program ini juga bertujuan untuk mencegah para mahasiswa afirmasi pendidikan mengalami gegar budaya ketika kuliah di perguruan tinggi negeri di Jawa. (mus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: