Menteri Kesehatan Ungkap Penyebab Biaya Kesehatan di Indonesia Tinggi

Menteri Kesehatan Ungkap Penyebab Biaya Kesehatan di Indonesia Tinggi

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin-setkab.go.id-

BACA JUGA:Tok! Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadan 1 Maret dan Idul Fitri 31 Maret 2025, Pemerintah Kapan?

BACA JUGA:Ada Super Cashback di Promo Spesial Ramadan Informa Living Plaza Cirebon

Penyebabnya, lanjut Budi, karena informasi yang tidak seimbang antara pasien dan penyedia layanan kesehatan seperti dokter, rumah sakit dan farmasi.

Ketidakseimbangan ini terjadi karena pasien sering tidak memiliki cukup informasi atau pengetahuan medis untuk mempertanyakan biaya yang dikenakan.

"Misalnya usus buntu, kenapa harus CT scan? Kenapa obatnya harus enam jenis, padahal di Malaysia hanya dua? Ini yang menyebabkan inflasi kesehatan tinggi di seluruh dunia," tambahnya.

Untuk menekan biaya kesehatan, Budi menegaskan sistem asuransi kesehatan harus diperkuat. 

BACA JUGA:OJK Optimistis Kinerja Sektor Jasa Keuangan di 2025 Tetap Positif

BACA JUGA:Unduh Aplikasi Satu Sehat Mobile Supaya Bisa Cek Kesehatan Gratis, Ada Syaratnya

Saat ini, hanya 32 persen dari total belanja kesehatan nasional yang dibayarkan melalui asuransi, padahal idealnya angka ini mencapai 80 persen-90 persen.

"BPJS itu baru menanggung 27 persen dan asuransi swasta hanya 5 persen. Kalau bisa naik ke 80 persen, kita punya tenaga untuk menekan harga yang diberikan oleh penyedia layanan kesehatan agar lebih masuk akal," tegasnya.

Budi memperingatkan jika tidak ada pengendalian belanja kesehatan, dalam 10 tahun ke depan, beban anggaran negara akan semakin berat, bahkan berpotensi menjadi krisis politik.

"Kalau ini tidak dikontrol, dalam 10 tahun ke depan, Menteri Kesehatan dan Menteri Keuangan akan problem, karena ini akan menjadi isu politik yang sangat tinggi," pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase