Siswi SD Digagahi Ramai-ramai

Siswi SD Digagahi Ramai-ramai

**Kenal lewat SMS Nyasar, Terduga Pelaku Bantah Setubuhi Korban CIREBON - Tindakan tak terpuji dilakukan S (25), warga Desa Kedungsana, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon. Pria pengangguran itu diduga menggagahi Melati (bukan nama sebenarnya) yang masih duduk dan tercatat sebagai siswi kelas enam salah satu SDN di Danamulya. Parahnya, pelaku menggagahi korban tidak seorang diri tetapi beramai-ramai selama dua hari, Jumat (28/3) hingga Sabtu (29/3). Informasi yang dihimpun Radar, saat itu korban dan pelaku berkenalan secara tak sengaja dari sms nyasar. Dari sms nyasar itu, dua orang lain jenis dengan jarak usia sangat jauh itu, akhirnya berlanjut ke perkenalan. Pelaku yang selama ini tidak mempunyai pekerjaan tetap itupun, mengajak korban bertemu di suatu tempat pada Jumat (28/3) siang. Saat itu, korban diajak jalan-jalan menggunakan sepeda motor yang dibawa pelaku. Ketika berada di tempat sepi, korban digagahi di bawah ancaman pelaku. Sabtu (29/3) sekitar pukul 20.30 WIB, korban pulang dengan berjalan kaki. Sesampai di rumah, korban menangis dan mengaku telah menjadi korban perbuatan biadab S. Seketika itu juga, pihak keluarga dan orang tua korban langsung berkoordinasi dengan pihak pemerintah Desa Danamulya dan melaporkan kasus tersebut ke Polres Cirebon. Kuwu Desa Danamulya, Wakyan yang ditemui Radar di rumahnya, membenarkan peristiwa yang menimpa warganya. Namun dia sendiri tidak mengetahui detail terjadinya kasus perkosaan tersebut. Dia menjelaskan, pada Sabtu (29/3) sekitar pukul 22.00 WIB mendapatkan telepon dari kaur Trantib (Mandor Polisi) Desa Dananmulya yang mengatakan bahwa Melati telah menjadi korban perkosaan yang dilakukan warga asal Desa Kedung Sana. Lalu ia pun memberikan arahan kepada mandor polisi untuk segera melaporkan kasus tersebut ke Polres Cirebon. “Akhirnya, dengan didampingi perangkat desa, pihak keluarga berangkat dan melaporkan kasus tersebut ke Mapolres Cirebon,” ujarnya. Lebih jauh, pria yang baru menjabat kuwu Danamulya itu mengaku, saat ini sedang fokus ke pemulihan kondisi trauma fisik dan psikis yang dialami korban. Bahkan menurutnya, keluarga korban kini sedang berada di Desa Tegalsari tempat asal sang ayah untuk pemulihan kondisi Melati. “Besok saya akan ke pihak sekolah untuk mencari solusi kelanjutan pendidikan korban. Takutnya korban malu dan tidak mau bersekolah lagi, padahal sebentar lagi siswa kelas 6 mau ujian,” bebernya. Terpisah, Radar pun mencoba mencari informasi ke Desa Kedungsana, namun tidak berhasil menemui Kuwu Kedungsana, Sudiyanto dan hanya bertemu Kaur Umum, Sukata. Menurut Sukata, ia sendiri belum begitu jelas mengetahui permasalahan yang melibatkan warganya itu. Namun dari pengakuan terduga pelaku dan penjelasan yang diberikan pihak keluarga, menyangsikan keterangan yang disampaikan Melati. Karena menurut versi yang ia dapat dari S (terduga pelaku), saat itu ia memang bertemu dengan korban dan mengajaknya jalan-jalan. Namun, ia tidak melakukan tindakan apapun. Baru pada Sabtu dini hari sekitar pukul 01.00 WIB, S menitipkan Melati ke teman-temannya, satu dari Kedung Sana, satunya lagi warga Karangasem. “Terlapor kini berada di Polres Cirebon mulai Sabtu (29/3) dan telah dilakukan penahanan. Namun S tidak mengakui kalau telah menyetubuhi Melati,” ungkapnya. Pihaknya hingga sekarang, masih berkoordinasi dengan Unit PPA Polres Cirebon untuk perkembangan penyidikan. Bahkan menurut Sukata, pihak keluarga terlapor menginginkan jika memang anaknya ditahan, maka semua pelaku juga harus ditahan. “Kita tunggu hasil penyidikan polisi. Yang pasti, dari pihak kita tidak akan menutup-nutupi jika ada warga yang terlibat tindak pidana,” pungkasnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: