Terjadi Aksi Balas Dendam, Biro Perjalanan Luar Jawa Barat Batalkan Kunjungan

Gabungan Pengusaha Industri Tour & Travel (GAPITT) Ciayumajakuning, meminta agar study tour jangan lagi dikelola pihak sekolah.--Radar Cirebon
CIREBON, RADARCIREBON.COM - Kebijakan larangan study tour Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memantik aksi balas dendam dari biro perjalanan yang berada di luar Jabar.
Menurut pengakuan Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Industri Tour & Travel (GAPITT) Ciayumajakuning, Nana Yohana SSos, akibat larangan tersebut, biro perjalanan luar daerah banyak yang membatalkan kunjungan ke Jawa Barat.
"Karena kita dilarang melakukan kunjungan ke luar Jawa Barat, sehingga mereka berbalas," ucap Nana Yohana usai melakukan dialog dengan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kabupaten Cirebon, perihal larangan study tour Gubernur Jabar, Senin 24 Maret 2025.
Dijelaskan lebih lanjut, larangan yang dikeluarkan oleh Gubernur Dedi Mulyadi, Nana menyebutnya bukan kebijakan, melainkan statement karena diucapkan lewat media sosial.
BACA JUGA:Kebijakan Terbaru Dedi Mulyadi: Pengampunan Denda dan Tunggakan Pajak Kendaraan Diperpanjang
Namun begitu, 'statement' Dedi Mulyadi ini menjadikan banyak pihak sekolah yang ketakutan dan membatalkan acara study tour yang sudah terjadwal jauh-jauh hari.
"Mereka (Sekolah) jadi ketakutan," tegasnya.
Nana bersama pengusaha tour and travel lainnya berharap, agar kebijakan larangan study tour Dedi Mulyadi untuk dikaji ulang.
Karena banyak pengusaha di bidang pariwisata, jelas Nana, mengalami penurunan omzet akibat larangan tersebut.
BACA JUGA:Soal Study Tour, Abraham Kadisbudpar Cirebon Berani Bilang Dedi Mulyadi Khilaf, Warganet Membela KDM
Dijelaskan Nana, para pelaku usaha di bidang pariwisata, banyak menggantungkan pemasukan dari kegiatan yang digelar sekolah-sekolah.
"Karena pemasukan paling besar kita dari acara study tour. Kalau instansi paling berangkat satu atau dua bus, kalau study tour bisa sampai enam bus," papar Nana.
Nana mengaku, imbas dari larangan Dedi Mulyadi terkait study tour, biro perjalanan mengalami pembatalan perjalanan hingga mencapai 80 persen.
"Karena pangsa pasar paling banyak dari sekolah," jelas Nana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: