Gegara Kuwu Absen Saat Ratusan Warganya Alami Keracunan, Kantor Desa Sampiran Cirebon Didemo

Warga Desa Sampiran, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon melakukan aksi unjuk rasa di kantor desa setempat, Rabu 9 April 2025.-DEDI HARYADI-RADARCIREBON.COM
CIREBON, RADARCIREBON.COM – Warga Desa Sampiran, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor desa setempat, Rabu 9 April 2025.
Aksi unjuk rasa ini buntut dari ratusan warga Desa Sampiran yang mengalami keracunan yang mengakibatkan satu orang warga meninggal dunia.
Namun, warga kecewa terhadap Kuwu Desa Sampiran yang dinilai tidak peduli terhadap warganya.
Dalam aksinya, warga masuk ke dalam Kantor Desa Sampiran dan melepas foto kuwu yang terpajang dan merusaknya.
BACA JUGA:Akibat Arus Pendek Listrik, Rumah di Belawa Cirebon Kebakaran, Begini Kondisi Pemiliknya
BACA JUGA:Dapat Bisikan Gaib, Warga Panjunan Kota Cirebon Hilang Usai Ceburkan Diri di Sungai Pemali Brebes
Odim, salah satu warga yang ikut dalam aksi unjuk rasa ini mengatakan, warga Dusun Plaosan sekitar 138 orang mengalami keracunan, warga meminta Kuwu Desa Sampiran saat itu hadir saat kejadian.
"Namun, Kuwu Desa Sampiran tidak menjenguk ke rumah sakit atau hadir dalam peristiwa tersebut. Kami satu dusun mengalami keracunan.”
“Di situlah warga merasa kecewa terhadap Kuwu Desa Sampiran yang kami nilai kurang perhatian terhadap warganya.”
“Kami sebagai warga berharap Kepala Desa Sampiran hadir dan menjamin kesehatan saat terjadi peristiwa tersebut," katanya, Rabu 9 April 2025.
BACA JUGA:30 Orang Diperiksa Terkait Pemotongan PIP SMAN 7 Kota Cirebon, Ada Ketua Parpol
BACA JUGA:Bertemu Presiden MBZ, Presiden Prabowo Disambut Hangat di Istana Qasr Al Shatie
Dijelaskan Odim, peristiwa keracunan tersebut terjadi Senin 24 Maret 2025. Keracunan terjadi karena salah satu warga mengadakan syukuran. Akibat makanan tersebut ratusan warga keracunan.
"Bahkan, pada malam takbiran salah satu warga meninggal dunia akibat keracunan tersebut. Dan, warga merasa kesal karena kepala desa tidak hadir di tengah warganya yang sedang mengalami kesusahan dan tidak memberikan jaminan kesehatan," jelasnya.
Sementara, Kuwu Desa Sampiran Sujito mengungkapkan, keracunan ini merupakan musibah yang dialami oleh warganya.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon untuk melakukan uji laboratorium terhadap makanan yang disajikan.
BACA JUGA:Dugaan Peyimpangan PIP di SMAN 7 Kota Cirebon Masuk Tahap Penyidikan
BACA JUGA:Cairan Alkohol Penyebab Luka Bakar Bocah SD, Berasal dari Hand Sanitizer Saat Covid-19
"Kita sudah meminta Dinkes Kabupaten Cirebon untuk melakukan uji laboratorium ke makanannya, namun hasilnya sampai hari ini belum keluar," ungkapnya.
Sujito meminta maaf atas musibah yang menimpah warganya itu.
"Musibah tersebut diluar dugaan dan bukan kehendak kami. Saya sudah meminta maaf kepada warga karena dianggap kurang peduli saat kejadian ini," ucapnya.
Lanjut Sujito, pihaknya sudah meminta perangkat desa untuk mewakilinya menolong warga yang saat itu sedang mengalami musibah.
BACA JUGA:Rektor Unpad: Dokter PPDS Pemerkosa Penunggu Pasien di RSHS Dikeluarkan dari Unpad
BACA JUGA:Kondisi Terkini Bocah SD yang Terbakar Akibat Cairan Alkohol
"Saya sudah meminta perangkat desa untuk menolong warga Dusun Plaosan yang terkena keracunan untuk segara dibawa ke rumah sakit.”
“Karena banyaknya warga terkena musibah, kami tidak bisa satu persatu untuk membawa ke rumah sakit," pungkasnya. (rdh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase