Puluhan Tahun Tak Ada Jembatan, Warga 2 Desa di Kuningan Terpaksa Nyebrang Sungai

Puluhan Tahun Tak Ada Jembatan, Warga 2 Desa di Kuningan Terpaksa Nyebrang Sungai

Warga Dusun Seklok Desa Cipakem Kecamatan Maleber saat pulang kondangan dari Desa Cipedes Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan. -Andre Mahardika-RADARCIREBON.COM

KUNINGAN, RADARCIREBON.COM - Sebagian warga Desa Cipakem Kecamatan Maleber dan Desa Cipedes Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan harus hidup dengan bahaya mengintai setiap hari.

Warga di kedua desa tersebut harus menerjang derasnya air Sungai Sirigading ketika hendak beraktivitas. Sebab, belum ada infrastruktur jembatan yang menghubungkan kedua desa di Kabupaten Kuningan ini.

Kondisi seperti ini sudah berlangsung puluhan tahun dan sampai dengan saat ini belum ada perhatian dari pemerintah untuk membangun sebuah jembatan sebagai sarana konektifitas warga.

Seperti yang dilakukan Reza, warga Dusun Seklok Desa Cipakem Kecamatan Maleber saat pulang kondangan dari Desa Cipedes Kecamatan Ciniru.

BACA JUGA:Pulang Pergi ke Sekolah Harus Menyebrangi Sungai, Pelajar di Kuningan Minta Dibangun Jembatan

BACA JUGA:Residivis Kasus Narkotika yang Satu Ini 5 Kali Ditangkap Polisi, Alasannya Kembali Berulah Bikin Miris

BACA JUGA:Direktur Utama BRI Hery Gunardi Terpilih Menjadi Ketua Umum PERBANAS Periode 2024–2028

Dia terpaksa harus mengendarai sepeda motornya dan menerjang Sungai Sirigading.

Ia memilih menerjang sungai karena harus berputar melintasi jalan lain yang memakan waktu lebih dari satu jam.

"Saya nyebrang naik motor sengaja karena saya habis kondangan dari desa sebelah, desa Cipedes kebetulan saya dari Dusun Seklok Desa Cipakem.”

“Dengan kondisi jalan seperti ini mau tidak mau nyeberang sungai, karena tidak ada jalan alternatif lain harus lewat sungai karena ini jalan satu satunya," ungkapnya kepada radarcirebon.com, Senin 14 April 2025.

BACA JUGA:Petani di Perbatasan Kabupaten Cirebon dengan Indramayu Minta Dibangun Jalan Usaha Tani dan Jembatan

BACA JUGA:Berbeda Konsep, Aksi Unjuk Rasa Jalan Rusak Kabupaten Cirebon Jilid II Fix Digelar Akhir Pekan Ini

BACA JUGA:'Mentereng' Diganti 'Gupak', Keselnya Warga Cirtim terhadap Infrastruktur Jalan

"Sebenarnya ada jalan lain tapi harus lewat Purwasari harus menempuh jalan beberapa jam. Jadi saya memberanikan diri untuk melakukan ini," imbuhnya.

Dia mengatakan, menerjang derasnya air Sungai Sirigading sudah menjadi rutinitas warga di dua desa yang berbeda kecamatan ini.

"Banyak yang melakukan aktivitas ini selain saya. Kebetulan para petani yang kesawah, anak sekolah, petani kedua belah pihak desa ada yang kesana dan kesini untuk lalulintas," katanya.

"Sebenarnya takut, tapi diberanikan saja karena tidak ada alternatif. Untuk air sungai saat ini lagi surut/kecil, tapi kalau lagi hujan gede dan air tinggi maka tidak ada aktivitas.”

BACA JUGA:Azrul Ananda Gowes Surabaya-Jakarta, Undang Pramono Anung Main Basket di DBL Festival

BACA JUGA:Di Majalengka Dana Desa Diduga untuk Judi Online, Sekdes Cipaku Jadi Sorotan

BACA JUGA:Kesulitan Data, DPRD Segera Bentuk Pansus BPJS

“Kalau air sedang tinggi kita tidak terisolir hanya saja tidak ada aktivitas ke ladang sawah," tambah Reza.

Disinggung mengenai sejak kapan hal tersebut berlangsung, Reza menuturkan bahwa, rutinitas menerjang sungai ini sudah menjadi aktivitas harian sejak dirinya masih kecil.

"Dari saya kecil disini belum ada jembatan, belum pernah ada jembatan. Kebetulan saya sekarang menjabat sebagai Kadus baru setahun dan dari kecil saya merasakan belum ada jembatan," tutur Reza. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase