Anggota DPR RI Herman Khaeron Dukung Dedi Mulyadi Kirim Anak Nakal ke Barak Militer, Begini Alasannya

Anggota DPR RI Herman Khaeron Dukung Dedi Mulyadi Kirim Anak Nakal ke Barak Militer, Begini Alasannya

Anggota DPR RI sekaligus Sekjen DPP Partai Demokrat, H Herman Khaeron ditemui radarcirebon.com di wilayah Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Sabtu 3 Mei 2025.-DEDI HARYADI-RADARCIREBON.COM

CIREBON, RADARCIREBON.COM - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi berencana mengirim anak-anak ‘nakal’ ke institusi TNI dan Polri untuk dididik ala militer.

Rencana Dedi Mulyadi tersebut menuai beragam reaksi di kalangan masyarakat. Tidak sedikit yang mendukung rencananya tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Anggota DPR RI yang juga Sekertaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Demokrat, H Herman Khaeron menyatakan dukungannya terhadap kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tersebut.

"Langkah Kang Dedi itu bisa menjadi solusi dalam memperbaiki karakter generasi muda yang dinilai mulai kehilangan arah.”

“Ya memang sebetulnya ya kalau mau kita bandingkan bagaimana cara pendidikan terhadap anak dahulu dengan sekarang memang pendekatannya agak berbeda," ujarnya saat ditemui radarcirebon.com di wilayah Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Sabtu 3 Mei 2025.

BACA JUGA:Dukung Pemekaran Cirebon Timur, Tapi Jika Ditawari Jadi Bupatinya, Imron Jawab Begini

BACA JUGA:Tren Gaya Hidup Sehat Kian Digemari, BRI Berdayakan UMKM Manfaatkan Peluang di Industri Gula Aren

BACA JUGA:Selama Pimpin Jabar, Dedi Mulyadi Punya Target: 2028 Mendatang Nol Rutilahu

Politisi yang akrab disapa Kang Hero ini menyebutkan, kedisiplinan antara generasi dahulu dengan sekarang sangat jauh berbeda.

"Generasi dahulu, anak-anak sekolah begitu disiplin dan takut terhadap guru. Namun kini situasi berubah drastis.”

“Guru yang bersikap tegas bisa terancam masalah hukum. Yang ironis lagi sekarang banyak pelajar yang melawan guru. Jaman sekarangkan kadang-kadang guru justru yang kena masalah hukum ketika mendisplinkan muridnya.”

“Begitu gurunya galak sedikit, misalnya jewer telinga muridnya langsung dilaporkan ke Polisi dan masuk penjara.”

“Pada akhirnya murid sekarang tidak ada efek takut, tidak ada efek jera dari murid terhadap gurunya. Ini juga harus dipertimbangkan,” sebutnya.

BACA JUGA:Dokumen CDOB Cirebon Timur Lengkap, Sekjen FCTM: Semoga SKB Gubernur dan DPRD Jabar Dipercepat

BACA JUGA:Halal Bihalal Akbar, Ketua FCTM: Alhamdulillah Berkas CDOB Cirebon Timur Sudah di Meja Gubernur Jabar

Melihat fenomena ini, Herman Khaeron mendukung penuh langkah Dedi Mulyadi yang ingin memasukkan anak-anak bermasalah ke barak untuk dibina dengan pendekatan kedisiplinan.

"Banyak anak yang sesungguhnya memiliki potensi besar, namun terjerumus ke lingkungan yang salah. Anak-anak nakal, anak-anak yang tidak mau menjadi generasi emas 2045 yang tidak mau mengisi kemerdekaannya dengan baik, ya mungkin saja hanya karena pergaulan yang kurang tepat hari ini, sesungguhnya mereka memiliki potensi besar. Mereka masih muda, masih bisa diluruskan,” ucapnya.

Menurut Herman Khaeron, pendidikan di barak dengan pendekatan semi-militer bisa menjadi solusi untuk membentuk karakter dan mental anak-anak agar lebih disiplin dan cinta tanah air.

“Cara untuk memperbaiki generasi muda saat ini yang tentu kurang sesuai dengan harapan kita semua, ya dimasukkan barak, dididik dalam pendidikan yang menepa mentalnya, dan mudah-mudahan bisa kembali kepada harapan kita semua,” ucapnya.

BACA JUGA:Penerima Bantuan Harus Jalani Vasektomi, Herman Khaeron: Pak Dedi Itu Banyak Bercanda

BACA JUGA:Tipe Keluarga Sesuai Suzuki New XL7 Hybrid, Cek 5 Karakter Berikut:

Herman Khaeron menegaskan bahwa cita-cita bangsa menuju Indonesia Emas 2045 tidak akan tercapai tanpa generasi muda yang berkualitas.

“Generasi muda kita adalah generasi yang punya potensi, yang bisa memberikan solusi, bukan generasi tawuran, geng-gengan, atau generasi malas-malasan. Tapi generasi yang siap meraih Indonesia Emas 2045. Itu keinginan kita bersama,” tegasnya.

Herman Khaeron juga mengingatkan, bonus demografi yang akan dialami Indonesia harus dimanfaatkan dengan baik, bukan menjadi bencana.

“Bonus demografi ini diharapkan menjadi titik untuk mencapai negara maju, modern, dan masyarakat sejahtera. Indonesia Emas itu adalah Indonesia yang ekonominya maju, adil, dan rakyatnya sejahtera. Itu emasnya,” tuturnya.

Terkait dengan implementasi teknis kebijakan tersebut, Herman Khaeron menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah dan pusat.

BACA JUGA:Pertamina Patra Niaga Regional JBB Pastikan Stok Avtur Penerbangan Haji Tahun 2025 Aman

BACA JUGA:Peringati Hardiknas, Bupati Cirebon Soroti Peran Guru dan Rencana Sekolah Unggulan

“Saya kira hal-hal yang sangat teknis dan itu menjadi kebaikan bangsa ini, ya silakan disesuaikan dengan misi-visi pemerintah, sehingga bisa menunjang target pembangunan,” tandasnya.

Dikatakan Herman Khaeron, pendekatan militer dalam pendidikan telah terbukti mampu menanamkan kedisiplinan dan jiwa nasionalisme tinggi.

“Karena militer selama ini menjadi cara didikan yang disiplin, dan tentu memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Saya kira saya mendukung,” katanya.

Ditanya apakah kebijakan ini sudah dibahas di DPR, Herman menjawab bahwa hal tersebut merupakan domain pemerintah.

“Itu domain pemerintah saja. Pemerintah punya otoritas untuk bisa melakukan cara terbaik bagi bangsa dan negara,” jawabnya.

Herman Khaeron menekankan pentingnya kualitas sumber daya manusia sebagai kunci mencapai visi besar bangsa.

“Untuk mencapai target tertentu, butuh sumber daya dengan kualitas yang baik. Dan itu bisa dicapai lewat berbagai strategi pemerintah, termasuk kebijakan seperti ini,” pungkasnya. (rdh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase