Diberi Anggaran Minim tapi Ditarget Medali, Pengcab Wushu Kuningan Meradang

Diberi Anggaran Minim tapi Ditarget Medali, Pengcab Wushu Kuningan Meradang

Hubungan Pengcab Wushu Kuningan dan KONI memanas. Pasalnya, Pengcab Wushu ditarget meraih medali emas tapi minim diberi anggaran.-Agus Sugiarto-Radar Kuningan

BACA JUGA:Rapat Paripurna Penyampaian Rekomendasi DPRD atas LKPJ Walikota Cirebon Tahun 2024

Ditegaskan Solehudin, KONI Kuningan yang pilih kasih dalam memberikan dukungan anggaran, menurutnya sudah menyakiti para atlet dan pengurus cabor.

"Ucapan itu sangat menyakitkan, terlebih saat para atlet tengah digembleng untuk BK,” ujar Solehudin.

Hal senada diungkapkan Ketua Bidang Pendidikan dan Latihan (Diklat) Pengcab Wushu Kuningan, Didin Syafarudin.

Didin mengungkapkan, banyak atlet Wushu asal Kuningan kini menempuh pendidikan tinggi di luar kota, seperti di UPI Bandung. 

BACA JUGA:Kolaborasi Telkom Witel Priangan Timur dan UGJ Cirebon

Mereka tetap aktif latihan dengan pantauan jarak jauh, namun harus menyewa tempat dan peralatan sendiri.

"Mereka latihan di tempat orang lain, pakai alat orang lain, dan semuanya tentu tidak gratis. Kalau Pengcab tidak punya dana, mereka terpaksa mengeluarkan biaya dari kantong pribadi. Ini menyulitkan kami," ucap Didin.

Atas dasar itu, Didin menyerukan agar kepengurusan KONI Kuningan periode 2023-2027 segera dibubarkan dan digelar Musyawarah Kabupaten (Muskab) Luar Biasa.

"Kami menuntut KONI sekarang dibubarkan. Mereka tidak peduli terhadap nasib cabor dan para atlet yang sedang bersiap mengikuti babak kualifikasi Porprov 2025. Jika dibiarkan, prestasi olahraga Kuningan bisa hancur," tandasnya. 

BACA JUGA:Demo Nasional: Ojol Matikan Aplikasi Serentak 20 Mei, Ojol Cirebon Ikut

Bahkan untuk atlet yang masih berada di Kuningan pun, tidak semuanya berasal dari keluarga mampu. 

Mereka tetap membutuhkan dukungan biaya untuk menunjang latihan dan kebutuhan dasarnya. Didin menilai, monitoring yang dijanjikan KONI hanya sebatas wacana tanpa tindakan nyata.

"KONI katanya mau monitoring, tapi sampai hari ini mana buktinya? Di satu sisi, kami tidak dianggap prioritas, tapi di sisi lain dituntut harus meraih medali. Ini tidak adil,” ujarnya.

Keberadaan anggaran bagi cabor, jelasnya, sangat dibutuhkan ditengah persiapan menghadapi Babak Kualifikasi Porprov akan digelar pada Oktober mendatang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: