Dua Pekan Tak Ketemu, Kaluarga Zidan Pasrah

Dua Pekan Tak Ketemu, Kaluarga Zidan Pasrah

MAJALENGKA - Tidak ditemukannya jenazah Zidan Maulana (12) bocah kelas VI SD Negeri I Beber Kecamatan Ligung yang hanyut tenggelam sejak Sabtu (29/3) lalu membuat keluarga korban ikhlas. Camat Ligung H Gatot Sulaeman AP MSi, kemarin (10/4) bertutur kepada Radar, kerabat korban sudah legowo menerima kepergian putra dari Nano warga Blok Wage, Rt 08 Rw 05 karena sampai dengan memasuki dua pekan belum juga ditemukan. \"Setelah dinyatakan tenggelam dan belum ditemukan sampai kurun waktu satu minggu lamanya, pihak keluarga sudah mengikhlaskan kepergian Zidan seperti kedua orang tuanya. Kami tentunya sangat prihatin dengan adanya peristiwa ini. Diharapkan kejadian tidak sampai terulang di kemudian hari,\" harap Gatot. Pasrahnya anggota keluarga terhadap Zidan, bukan berarti Tim Search and Rescue (SAR) yang terdiri dari BPBD, Koramil dan Polri lantas menyatakan stop terhadap pencairan. Sebab, upaya pencairan pun sudah dilakukan dengan cara berkoordinasi dan mengkomunikasikan sampai lintas daerah. Minggu (6/4) lalu, tim SAR yang didampingi salah satu perwakilan anggota keluarga korban sudah melakukan koordinasi dengan petugas pintu air di bendungan Bangkir, Kabupaten Indramayu serta petugas kepolisian setempat. Namun upaya tersebut tetap tidak membuahkan hasil mengingat sampai saat ini tim belum juga menemukan adanya tanda-tanda yang berarti. Di samping itu, upaya yang dilakukan tim sudah dilaksanakan sejak peristiwa nahas itu terjadi. Beberapa titik pencairan terus disisir ke seluruh bantaran aliran Sungai Cimanuk tersebut. Secara teori perhitungan dari petugas pintu air (PPA) Bendungan Rentang di Desa Panongan, Kecamatan Jatitujuh itu menyebutkan bahwa dasar sungai yang tidak merata atau banyaknya cadas bebatuan di dasar sungai diduga menyebabkan jasad Zidan tersangkut dan tidak dapat mengapung ke permukaan. Belum lagi, dasar sungai yang dipenuhi ilalang atau akar-akar tumbuhan air mengakibatkan proses pencarian sulit dilakukan. Pasalnya, beberapa tim maupun warga relawan yang turut mencari jenazah Zidan menyatakan kesulitan karena faktor dasar sungai. Warga tidak mengambil risiko berlebih saat melakukan penyelaman di dasar sungai. \"Dari teori itu kemungkinan jasad Zidan nyangkut di dasar sungai sehingga sangat sulit ditemukan. Di setiap titik sudah dicari oleh tim dan relawan tetapi tetap tidak membuahkan hasil,\" tandasnya. Gatot menambahkan, upaya lain yang dilakukan pihaknya yakni dengan cara meminta pertolongan PPA Bendungan Rentang untuk menutup sementara serta mengalihkan arus Sungai Cimanuk ke aliran sungai lain pun sudah dilakukan. Namun hal tersebut tidak bertahan sangat lama mengingat kondisi tanggul bisa terancam roboh karena tidak kuat menambung derasnya aliran sungai tersebut. \"Pernah diusahakan oleh PPA tapi tidak memakan waktu lebih dari enam jam tetap tidak membuahkan hasil. Karena kondisi tanggul dibeberapa titik lainnya sangat memprihatinkan,\" imbuhnya. Kapolsek Jatitujuh, AKP Heriyadi MD SH membenarkan jika Minggu (6/4) lalu pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian di Indramayu. Mengingat sektor Jatitujuh pernah mendapatkan informasi terkait penemuan mayat di aliran sungai tepatnya di bendungan Bangkir, Kabupaten Indramayu. Namun, setelah dicek, ternyata mayat tersebut bukan Zidan karena dipastikan dilihat dari ciri-ciri usia yang sudah dewasa. \"Mayat yang kami curigai sebelumnya adalah Zidan ternyata bukan. Karena kami pun langsung tiba di polsek setempat untuk mengamati ciri-ciri mayat sebelum akhirnya dibawa ke RS Bhayangkara Indramayu untuk diotopsi,\" terangnya. Menurut Heriyadi, tim SAR menghentikan proses pencarian yang sebelumnya dilaksanakan secara standby di lokasi sungai Cimanuk. Tetapi tim tetap mengupayakan seperti memberikan informasi dan pemahaman kepada masyarakat bila sewaktu-waktu menemukan jenazah yang mengapung disungai. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: