Vendor: Kerja Siang Malam Selalu Diawasi, Giliran Selesai Ditinggal Tanpa Pamit

Vendor: Kerja Siang Malam Selalu Diawasi, Giliran Selesai Ditinggal Tanpa Pamit

Demo Waduk Darma Kuningan yang dilakukan para vendor yang terlibat dalam proyek revitalisasi tahap dua. Mereka menuntut pembayaran pekerjaan yang belum dibayar.-Tangkapan Layar-radarcirebon.com

KUNINGAN, RADARCIREBON.COM - Vendor yang mengerjakan revitalisasi Objek Wisata Waduk Darma KUNINGAN, mengaku kerja siang malam untuk menyelesaikan target.

Dalam melakukan pekerjaan, para pekerja diawasi ketat oleh dinas dari Provinsi Jawa Barat yang menjadi penanggung jawab proyek revitalisasi tahap kedua itu.

Namun ketika pekerjaan selesai, upah vendor tidak dibayar. Bahkan, dinas yang selalu mengawasi pekerjaan mereka siang malam, pergi tanpa pamit.

"Waktu kerja kita selalu diawasi oleh dinas, sudah selesai kita ditinggal tanpa pamit," ucap juru vendor yang melakukan aksi demo di lokasi Waduk Darma, Selasa, 20 Mei 2025.

BACA JUGA:3 Tahun Menanggung Utang, Salah Seorang Vendor Revitalisasi Waduk Darma Meninggal Dunia

Dalam aksi tersebut, sebanyak 17 vendor mendatangi Objek Wisata Waduk Darma. Mereka menuntut pembayaran atas pekerjaan mereka yang sudah selesai 3 tahun lalu.

Namun hingga kini, tidak ada kejelasan pihak mana yang harus bertanggungjawab untuk membayar upah 17 vendor yang mencapai total Rp1,2 miliar itu.

"Sekarang katanya bukan bagian dinas, alasannya karena sudah bayar tapi tidak tahu bayar kemana," jelas juru bicara di hadapan media.

Para vendor kini merasa bingung, tidak ada kejelasan tentang nasib mereka perihal pembayaran yang seharusnya sudah diterima.

BACA JUGA:Kasus DBD di Majalengka Menurun Tapi Sudah Memakan Korban, Ada yang Meninggal

Padahal dalam melakukan proyek revitalisasi, tidak sedikit yang melakukan pinjaman kepada pihak ketiga agar pekerjaan bisa selesai tepat waktu.

Diakuinya, para vendor yang terlibat dalam merehab Waduk Darma, bukan merupakan pengusaha besar yang memiliki banyak modal.

Namun dengan kejadian yang menimpa mereka, harapan untuk bisa mengembangkan usaha menjadi terkendala.

"Kami ingin berkembang tetapi kini jadi bimbang. Ini kejadin terparah, tidak tahu lagi kemana kami mengadu," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: