Waspada Tim Sukses UN
*Kemendikbud Temukan Kasus Kekurangan dan Kelebihan Naskah Ujian JAKARTA - Pelaksanaan ujian nasional (UN) jenjang SMA/sederajat tinggal dua hari lagi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) siaga penuh, supaya tidak lagi dibuat malu seperti saat UN SMA 2013 lalu. Tim dari Jakarta disebar ke penjuru Indonesia memantau teknis finalisasi persiapan ujian tahunan itu. Salah satu unit utama Kemendikbud yang menyebar tim ke penjuru Indonesia adalah Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemendikbud. Irjen Kemendikbud Haryono Umar mengatakan, tim sudah berada di seluruh provinsi di Indonesia. \"Mereka berangkat kemarin (Kamis, 10/4),\" katanya di Jakarta kemarin. Haryono mengatakan, tim ini melihat dari dekat pelaksanaan persiapan UN. Hingga kemarin, Haryono mengatakan sudah mengumpulkan temuan-temuan di lapangan. Dia mengatakan, temuan paling menonjol adalah banyaknya kasus kekurangan dan kelebihan naskah ujian. \"Untuk yang kekurangan naskah ujian, panitia lokal sudah koordinasi dengan percetakan. Sudah dipenuhi oleh percetakan kekurangannya,\" ujarnya. Kasus kekurangan soal ujian ini tersebar hampir di sebagian wilayah Indonesia. Upaya darurat seandaianya kekurangan soal diketahui ketika ujian berlangsung, adalah dengan cara difotokopi dengan pengawalan ketat. Sementara itu, Haryono mengakui menerima laporan lembar paket materi ujian yang berlebih di sejumlah daerah. Sesuai dengan instruksi Mendikbud Mohammad Nuh, naskah soal ujian yang kelebihan itu harus segera dimusnahkan. Tujuannya menekan potensi untuk dipakai membuat bocoran kunci jawaban. Kegiatan lain yang ditelusuri tim Itjen Kemendikbud adalah, masih munculnya gerakan tim sukses UN. Tim sukses ini bekerja mulai di tingkat sekolah hingga di level dinas pendidikan kabupaten atau kota. Tujuan utama tim sukses ini adalah, menyukseskan penyelenggaraan UN. Salah satu indikator yang dikejar adalah, banyaknya jumlah siswa yang lulus. Haryono mengatakan, tim sukses ini memang berpotensi dipakai sebagai alat kecurangan. Modusnya adalah sekumpulan guru yang telah mendapatkan akses oleh jajaran dinas pendidikan, mengerjakan soal ujian. Kemudian soal itu diberikan ke siswa saat ujian berlangsung. Terkait dengan variasi soal ujian yang ada 20 jenis, bisa disiasati. Caranya adalah menetapkan jenis butir soal nomor 1. Secara teknis, mengakali banyaknya variasi soal ujian itu mudah dilakukan. Asalkan ada banyak waktu bagi para guru yang tergabung dalam tim sukses itu untuk mengerjakan soal ujian. \"Awas, waspadai gerak-gerik tim sukses itu,\" kata dia. Haryono mengatakan, tim sukses seharusnya bekerja dengan wajar. Seandainya ingin membuat para siswa lulus ujian, bisa dilakukan dengan menggenjot porsi latihan-latihan soal dan sebagainya. \"Intinya UN jangan dicurangi. Kerjakan secara jujur,\" paparnya. Mendikbud Mohammad Nuh juga terus memantau persiapan penyelenggaraan UN jenjang SMA. Menteri asal Surabaya itu di antaranya menyoroti kegiatan pemindaian lembar jawaban. Dia berharap pemindaian yang dilakukan oleh jajaran perguruan tinggi itu ditambah porsinya. \"Misalnya pada UN sebelumnya pemindaian itu 12 jam sehari, sekarang diusahakan ditambah menjadi 18 jam atau bahkan 24 jam,\" katanya. Penambahan jam kerja pemindaian lembar jawaban ini bisa menguntungkan perguruan tinggi. Sebab dengan cara ini, nilai siswa bisa segera diketahui. Apalagi nilai UN siswa ini menjadi salah satu pertimbangan kelulusan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNM PTN). Nuh juga memaparkan soal keterlibatan aparat kepolisian dalam penyelenggaran UN. Dia menegaskan bahwa polisi terlibat saat distribusi naskah ujian menuju sekolah-sekolah. Nuh mengatakan polisi tidak ikut menjaga penyelenggaraan UN di sekolah, karena kegiatan ini murni akademik. \"Tapi kalau ada polisi yang masuk sekolah minta air minum karena haus, jangan dianggap mereka menjaga UN,\" katanya lantas tertawa. (wan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: