Ditinggal Ketua Umum, Kisruh Internal KONI Kuningan Kian Menguat

Ditinggal Ketua Umum, Kisruh Internal KONI Kuningan Kian Menguat

ILUSTRASI. KONI Kuningan tengah dilanda kisruh internal. Ketua Umum sampai mengundurkan diri.--RadarCirebon.Com

KUNINGAN, RADARCIREBON.COM - Rumor terjadinya kisruh internal di tubuh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Kuningan, semakin menguat.

Hal tersebut dipertegas dengan mundurnya Ketua Umum KONI Kuningan, M Ridho Suganda beberapa waktu lalu.

Dengan mundurnya M Ridho sebagai Ketua Umum (Ketum), gonjang-ganjing kisruh internal yang terjadi di KONI Kuningan kian terasa.

Meski di permukaan tampak tenang, namun di balik layar, gejolak internal organisasi olahraga ini ternyata terus bergulir dan sulit dibendung.

BACA JUGA:36 Sapi Kurban Presiden Dibagikan di Jawa Tengah, Bentuk Apresiasi Peternak Lokal

Solehudin, Ketua Bidang Organisasi Pengcab Wushu Kuningan, angkat bicara terkait dinamika yang semakin tak terkendali ini.

Pasca beredarnya surat pengunduran diri Ketum KONI, semua pihak harus menyikapinya dengan hati-hati tentang sosok pengganti.

"Jangan sampai proses penunjukan pelaksana tugas (Plt) malah menambah masalah baru,” ujar Solehudin dikutip dari Koran Radar Cirebon Edisi, Rabu 4 Juni 2025.

Menurutnya, penunjukan Plt tidak bisa dilakukan sembarangan hanya karena alasan klasik seperti ketiadaan anggaran.

BACA JUGA:Razia di Malam Takbiran, Polresta Cirebon Menyita Ratusan Botol Minuman Keras

Ia menegaskan bahwa yang dibutuhkan saat ini adalah reformasi menyeluruh dalam tubuh KONI Kuningan.

"Kalau tidak ada perubahan mendasar, persoalan ini akan terus berlarut-larut. Bahkan berpotensi membuat KONI Kuningan dibekukan oleh KONI Jabar,” tegasnya.

Solehudin memaparkan sejumlah indikator penting perlunya reformasi.

Pertama, selama ini KONI dinilai hanya fokus pada cabor besar yang berpeluang meraih medali emas, sementara cabor kecil dibiarkan berjalan sendiri tanpa pembinaan yang memadai.

BACA JUGA:Desa Wanayasa Sembelih 3 Ekor Sapi dan 25 Ekor Kambing untuk Daging Kurban

"KONI seolah menutup mata terhadap cabor-cabor kecil. Padahal, jika dibina dengan serius, mereka juga bisa berprestasi dan membawa nama baik daerah,” ungkapnya.

Kedua, ia menyoroti praktik instan dalam pencapaian prestasi.

“KONI lebih memilih membeli atlet jadi ketimbang membina atlet lokal secara berkelanjutan. Padahal ada banyak peluang untuk mendidik atlet lokal melalui PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar) di berbagai daerah,” jelasnya.

Oleh karena itu, Solehudin menegaskan bahwa sosok Plt KONI Kuningan yang ideal harus memiliki kemampuan untuk mencari sumber pendanaan tanpa mengandalkan pinjaman koperasi.

BACA JUGA:Siap-Siap 2 Bansos Cair Bulan Juni 2025, Cek data dirimu sekarang juga!

Seorang Plt, lanjutnya, harus mampu membangun jejaring ke BUMN dan pemerintah pusat, serta berkomitmen membesarkan cabor kecil dan tidak berpihak pada satu cabor saja.

"Kalau sistem yang ada sekarang tetap dipertahankan, kami menolak. KONI Kuningan butuh perubahan mendasar, bukan sekadar tambal sulam,” pungkasnya.

Pengunduran diri Ketua Umum KONI Kuningan M Ridho Suganda, menjadi sinyal kuat bahwa organisasi ini sedang tidak baik-baik saja.

BACA JUGA:Siap-Siap 2 Bansos Cair Bulan Juni 2025, Cek data dirimu sekarang juga!

Surat pengunduran diri yang beredar luas di kalangan insan olahraga, dengan tanda tangan Ridho di atas materai, mempertegas bahwa ada persoalan serius yang tengah menggerogoti KONI Kuningan.

Situasi ini dinilai berpotensi menimbulkan dampak serius. Jika tidak segera ditangani secara arif dan bijaksana, bukan tidak mungkin KONI Kuningan dibekukan oleh KONI Jawa Barat.

Dampaknya, seluruh cabang olahraga (cabor) di bawah naungan KONI Kuningan bisa gagal mengikuti babak kualifikasi (BK) Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jabar 2025, hingga Porprov ke-XV tahun 2026 yang rencananya digelar di Bekasi, Depok, dan Bogor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: