Akibat Study Tour Dilarang oleh KDM, Keraton Kasepuhan Cirebon Sepi Pengunjung

Suasana sepi di objek wisata Keraton Kasepuhan di hari kedua libur Idul Adha, Sabtu (7/6/2025).-Dedi Haryadi-radarcirebon.com
CIREBON, RADARCIREBON.COM - Libur panjang Idul Adha yang biasanya membawa angin segar bagi sektor pariwisata, tahun ini terasa berbeda di Keraton Kasepuhan Cirebon.
Bangunan bersejarah yang menjadi saksi kejayaan Kesultanan Cirebon itu justru tampak sepi pengunjung.
Pantauan radarcirebon.com pada hari kedua libur Idul Adha, Sabtu 7 Juni 2025, pengunjung yang datang memang didominasi oleh keluarga dari luar daerah, namun jumlahnya dinilai belum signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Kepala Badan Pengelola Keraton Kasepuhan Cirebon, Ratu Alexandra Wuryaningrat menyebutkan, pihaknya mencatat adanya penurunan kunjungan wisatawan secara signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
'Penurunan ini juga dipengaruhi oleh adanya kebijakan Provinsi Jawa Barat terkait larangan study tour bagi pelajar. Kami amati dari hari ke hari, bulan ke bulan, ada penurunan jumlah kunjungan.”
BACA JUGA:Terima Puluhan Ekor Hewan Kurban, Masjid Subulussalam Permata Harjamukti Bagikan 1200 Bungkus Daging
BACA JUGA:Efisiensi Blangko e-KTP, Disdukcapil Kabupaten Cirebon Lakukan Langkah Ini
“Wisata edukasi seperti ini biasanya menjadi tujuan rombongan pelajar dari luar daerah. Sekarang, dengan adanya kebijakan larangan study tour, kunjungan dari pelajar luar Jawa Barat benar-benar tidak terlihat,”sebutnya.
Menurut Ratu Alexandra, rata-rata pengunjung selama libur Idul Adha ini berada jauh di bawah angka kunjungan tahun-tahun sebelumnya.
Bahkan pada hari pertama libur, pengunjung yang datang tak sampai separuh dari kapasitas maksimal yang biasa dipenuhi saat momen libur besar.
"Mayoritas pengunjung berasal dari Jakarta, Bekasi, hingga Tangerang, itupun hanya rombongan keluarga. Mereka tertarik mengunjungi destinasi wisata sejarah seperti Museum Pusaka, Museum Lotus, dan kawasan Dalem Agung Pakungwati—tiga titik yang menyimpan kekayaan budaya dan sejarah Keraton Kasepuhan," ujarnya.
BACA JUGA:Agar Bisa Lolos Piala Dunia 2026, Ketum PSSI Sudah Siapkan Startegi Khusus
BACA JUGA:Untuk Mengisi 100 Sekolah Rakyat, Pemerintah Akan Rekrut PPG Fresh Graduate Menjadi ASN
Alexandra berharap Pemerintah Provinsi Jawa Barat dapat mengevaluasi kembali kebijakan tersebut, karena dampaknya cukup besar bagi sektor pariwisata sejarah dan edukasi, terutama di kawasan Keraton Kasepuhan.
“Harapan kami, kebijakan itu bisa dievaluasi. Wisata sejarah adalah sarana edukatif yang penting, khususnya bagi pelajar. Jangan sampai mereka kehilangan wawasan sejarah bangsa karena pembatasan semacam ini,”ucapnya.
Sementara itu, Tama (44) wisatawan asal Bekasi mengatakan, Keraton Kasepuhan sebenarnya menyimpan potensi besar. Dengan arsitektur unik, koleksi benda pusaka, dan nilai sejarah tinggi,
"Tempat ini seharusnya menjadi destinasi unggulan, bukan hanya di musim liburan saja, tapi sepanjang tahun," tuturnya. (rdh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase