Lagi-lagi KDM Soroti Cirebon, Siswi Keracunan Pembersih Lantai Diangkat Jadi Anak Asuh

Lagi-lagi KDM Soroti Cirebon, Siswi Keracunan Pembersih Lantai Diangkat Jadi Anak Asuh

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.-ISTIMEWA/RADARCIREBON.COM-

CIREBON, RADARCIREBON.COM – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi kembali menyoroti persoalan pendidikan di Kabupaten Cirebon.

Usai berkunjung ke Polsek Weru guna menengok beberapa pelajar yang terlibat dalam aksi kekerasan geng motor yang merusak pemukiman warga.

Kali ini Dedi Mulyadi alias KDM menyoroti pemberitaan soal siswi yang menenggak cairan pembersih lantai gegara depresi.

Penyebabnya adalah ketidakmampuan ekonomi dalam membiayai proses belajar mengajar di sekolah.

"Ada berita yang sangat memprihatinkan, seorang anak masuk rumah sakit akibat keracunan, karena meminum pembersih lantai.

BACA JUGA:Pelatih Timnas Jepang Sentil Jay Idzes Sebelum Laga Kontra Indonesia

BACA JUGA:Hadapi Jepang, Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert: Kami Datang Penuh Percaya Ciri

BACA JUGA:Pendidikan Gratis dari Jenjang SD hingga SMP akan Diberlakukan Tahun Ajaran Mendatang

“Dia kecewa karena orang tuanya tidak meneruskan pendidikannya ketingkat SMA karena faktor biaya,” kata KDM dikutip dari rekaman video yang diunggah dalam akun TikTok @ @dedimulyadiofficial, Selasa 10 Juni 2025.

Dalam tayangan video tersebut, KDM menceritakan latarbelakang siswi yang melakukan aksi nekat tersebut.

"Ceritanya dia dulu dipesantrenkan oleh orang tuanya, kemudian dia melanjutkan ke SMA Tengah Tani Cirebon.”

“Tetapi karena ketidak mampuan orangtuanya untuk membelikan baju seragam sekolah, akhirnya dia menggunakan seragam bekas Madrasah Tsanawiyah atau SMP, hanya diganti betnya," tuturnya.

Kemudian, lanjut KDM, siswi tersebut hanya bisa bersekolah selama 1 semester. Berarti siswi itu berhenti pada bulan Desember 2024.

Selanjutnya, tahun ini siswi ini ingin mekanjutkan sekokah lagi. Tetapi orang tuanya berkeberatan dia melanjutkan sekolah lagi karena faktor ekonomi.

"Sekolahnya memang sudah tidak bayar, tetapi karena untuk biaya beli seragam, beli buku dan lainnya, maka dia tidak bisa melanjutkan sekolah.”

BACA JUGA:Hapus Tekanan Usai Kalah dari Australia, Jepang Siap Menang Lawan Indonesia

BACA JUGA:Saatnya Pulang ke Tanah Air, Berikut Jadwal Pemulangan Jemaah Haji Indonesia Gelombang 1 dan 2

“Akhirnya, saya tadi sudah mengutus ajudan saya untuk bertemu dengan kedua orang tuanya dan ketemu dengan anak yang mengalami keracunan pembersih lantai,” katanya.

Sebagai seorang pimpinan daerah, KDM pung langsung melakukan sejumlah langkah kongkrit dalam menyelesaikan persoalan ini.

"Pertama, rumah sakitnya sudah saya selesaikan seluruh biayanya. Yang kedua, mulai besok, anak itu menjadi anak asuh saya dan berhak untuk sekolah di sekolah negeri.”

“Tentunya, masuk sekolahnya sesuai dengan prosedur. Karena setiap orang harus diperlakukan sama. Tapi saya bertanggung jawab atas pendidikannya sampai tamat SMA," tuturnya.

"Kalau dia pintar, dia bisa melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Itu lah langkah-langkah yang kami ambil. Semoga peristiwa serupa tidak terjadi lagi pada siapa pun dan menimpa siapapun," ungkapnya.

BACA JUGA:Cyrus Margono, Jadi Pemain Baru Persib Bandung?

BACA JUGA:Trayek BRT Cirebon Diperluas ke Kuningan hingga Subang Tapi Ada Syaratnya, Simak Saran Direktur PD Pembangunan

Menyikapi persoalan ini, KDM pun menyampaikan pesan kepada seluruh masyarakat di Jawa Barat untuk terus mendorong generasi muda agar bisa berpendidikan minimal lulus SMA, dengan cara saling bergotong royong.

"Mari kita dorong anak-anak kita minimal lulus sekolah SMA dan mari kita bergotong royong untuk agar orang yang miskin bisa tetap sekolah.”

“Semoga, Jawa Barat anak anaknya bisa sekolah dengan baik bisa sekolah minimal pendidikannya SMA atau SMK atau Madrasah Aliyah (MA)," pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reportase