IPW: Polisi Gagal Cegah Massa

IPW: Polisi Gagal Cegah Massa

JAKARTA - Peristiwa kebakaran dan dugaan pembakaran surat suara beruntun di sejumlah provinsi memantik kekecewaan masyarakat terhadap kinerja kepolisian. Indonesia Police Watch (IPW) menuding polisi gagal menjaga keamanan pasca pencoblosan Pemilu 2014. Saat pilpres, kejadian serupa dikhawatirkan terulang. Berdasar catatan IPW, setidaknya ada tujuh aksi pembakaran surat suara. Enam kasus terjadi setelah pencoblosan dan satu peristiwa sebelum hari pemungutan suara. Pembakaran tersebut terjadi di Sulteng sebanyak dua peristiwa dan masing-masing satu di Jambi, Sumut, NTB, Bengkulu, serta NTT. Aksi itu dilakukan di kantor desa, kecamatan, dan KPUD. Ketua Presidium IPW Neta Sanusi Pane mengungkapkan, di antara aksi-aksi tersebut, ada yang dilakukan secara terang-terangan. Yakni, di Jambi dan Bima, NTB. “Surat suara diambil dari kantor desa dan dibakar di halaman. Polisi yang berjaga tidak berdaya menghadapi aksi massa,” ujarnya dalam keterangan pers kemarin. Dalam kasus lain, ada kantor kecamatan yang dilempari bom molotov sehingga ruang penyimpanan kotak dan surat suara terbakar. Menurut dia, aksi massa tersebut benar-benar meneror masyarakat. “Personel yang terbatas tidak bisa menjadi alasan pembenaran untuk membiarkan massa membakar surat suara,” lanjutnya. Dia menambahkan, seharusnya polisi meningkatkan kinerja intelijen dan babinkamtibmas selama masa Pemilu 2014. Dengan demikian, kejadian-kejadian tersebut bisa diantisipasi sejak dini dan polisi tidak kelabakan saat massa berupaya merusak dokumen negara. Sementara itu, Kabagpenum Divhumas Polri Kombes Agus Rianto mengatakan, pihaknya masih menyelidiki kasus-kasus tersebut. Hingga saat ini, belum ada seorang pun yang dijadikan tersangka. “Beberapa kali peristiwa itu terjadi dengan melibatkan massa,” ujarnya saat dikonfirmasi kemarin. Ada juga peristiwa yang saat terjadi tidak diketahui aparat. “Teman-teman kepolisian di depan, ruangan terkunci. Begitu ada pelaku yang melemparkan sesuatu ke dalam, kami tidak bisa masuk kalau tidak merusak,” lanjutnya. Karena kebakaran telanjur terjadi, pintu ruangan terpaksa dirusak untuk menyelamatkan dokumen. Agus menambahkan, pihaknya optimistis dalam waktu dekat para pelaku bisa diketahui dan ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Selain itu, akan ada antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang saat pilpres. (byu/c7/tom)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: