Mayoritas Publik Ingin Capres Adu Gagasan

Mayoritas Publik Ingin Capres Adu Gagasan

JAKARTA - Hiruk-pikuk penggalangan koalisi oleh partai politik dan capres yang diusung, sepertinya mengesampingkan program-program yang akan diperjuangkan jika kelak memimpin. Padahal, mayoritas publik sebenarnya ingin tahu program yang ditawarkan para capres. Analisis survei nasional pasca pemilu legislatif yang dilakukan Lingkaran Survei Nasional Indonesia (LSI) menunjukkan, masyarakat menginginkan para kandidat presiden beradu gagasan untuk memajukan bangsa. \"Kesibukan para capres dan partai politik mencari mitra koalisi bertentangan dengan keinginan publik,\" ujar peneliti LSI Ardian Sopa dalam paparan hasil survei di kantor LSI, Jakarta, kemarin (22/4). Dia mengungkapkan, hanya minoritas publik, yakni 17,25, persen, yang menoleransi para capres lebih sibuk bicara soal mitra koalisi. Sementara, mayoritas (65,70 persen) berharap para capres lebih banyak bicara gagasan. Di sisi lain, ada sebagian publik (8,70 persen) yang menginginkan para capres berbicara tentang siapa saja calon anggota kabinet pada posisi strategis. \"Mereka yang berharap capres lebih banyak bicara soal gagasan atau konsep membangun Indonesia itu merata di semua segmen masyarakat,\" kata Ardian. Baik masyarakat yang tinggal di desa atau kota, berpendidikan rendah atau tinggi, kaya atau miskin, laki-laki maupun perempuan, lanjut dia, memiliki harapan tersebut. Survei LSI terhadap 1.200 responden pada 15 hingga 18 April 2014 itu menunjukkan, saat ini 63,80 persen menyatakan tidak tahu sama sekali apa yang akan diperjuangkan para capres jika kelak memenangi pilpres. \"Hanya 18,90 persen responden yang menyatakan tahu program para capres,\" kata Ardian. Menurut dia, masih sedikit partai yang sudah berbicara program. Sebaliknya, dalam kampanye mereka lebih banyak memunculkan kekuatan figur. \"Padahal, yang dibutuhkan tidak hanya sosok, tapi juga pemikiran,\" terangnya. Ardian merespons kicauan SBY melalui Twitter yang mendorong dilakukannya debat capres. Menurut dia, hal itu sebagai salah satu jalan untuk mengetahui agenda yang diusung para pemimpin negeri. \"Istilahnya, masyarakat tidak seperti memilih kucing dalam karung,\" katanya. Namun, dia menggarisbawahi, debat itu harus difasilitasi oleh lembaga yang independen. Itu untuk memastikan bahwa seluruh capres yang akan berkompetisi dalam pilpres hadir. Juga ada panelis untuk menguji gagasan-gagasan para capres. Selain survei, LSI juga melakukan analisis kualitatif dengan FGD dan in-depth interview mengenai program-program yang ingin didengar publik dari para capres. Ardian mengungkapkan, ada tiga hasil survei, yakni program politik, ekonomi, dan budaya. Program politik lebih kepada bagaimana membangun pemerintahan yang kuat dan stabilitas politik parlemen. Kemudian, program ekonomi berkaitan dengan mempercepat kesejahteraan, mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran, serta menjaga stabilitas harga. \"Sementara untuk budaya, masyarakat ingin tahu bagaimana menjaga kerukukan dan keragaman, serta mengurangi kasus diskriminasi,\" urainya. (fal/c2/fat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: