Golkar Penentu Peta Koalisi
JAKARTA- Wakil Bendahara Umum DPP Golkar Bambang Soesatyo mengungkapkan, Partai Golkar hingga saat ini tidak buru-buru membentuk koalisi. Meski begitu partai ini sedang memperhatikan secara cermat semua perkembangan dan dinamika politik yang sedang berlangsung. Sehingga pada saatnya Golkar akan menjadi penentu dalam beberapa peta koalisi ke depan. Koalisi Partai Golkar bersama Partai Hanura bisa dibilang hampir terwujud, termasuk merangkul satu parpol lain dalam koalisi Golkar-Hanura. Namun kepastian dan pengumumannya masih menunggu hasil real count KPU pada 9 Mei nanti. Dalam kesempatan itu, Bambang juga menyoroti poros Partai Demokrat-PAN-PKB yang akan menjadi poros baru yang digagas Ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut Bambang, poros baru bentukan SBY ini sangat solid namun bersifat sangat fleksibel. Artinya, poros baru ini bisa mengusung capres-cawapresnya sendiri, atau memasangkan capres atau hanya cawapresnya saja dalam berkoalisi dengan poros lain. “Yang jelas dari mereka harus semuanya yang diajak, tidak bisa salah satunya saja,\" kata Bambang dalam perbincangannya dengan Indopos (Radar Cirebon Group) di Jakarta, Rabu (23/4). Diungkapkan, partainya juga akan memperhatikan dengan sungguh-sungguh keberadaan poros PD-PAN-PKB ini, termasuk kemungkinannya untuk diajak bergabung di dalam koalisi Golkar-Hanura. \"Kalau poros Demokrat-PAN-PKB ini tak jadi mengusung pasangan capres-cawapresnya, maka hanya ada kemungkinan berkoalisi dengan capres yang sudah ada, bisa ke Joko Widodo, bisa ke Prabowo Subianto, atau kalau pembicaraan ke mereka tak ada titik temu, maka tinggal mengarah ke ARB (Aburizal Bakrie Ketum DPP PG). Kalau sudah begitu tinggal perundingan politik saja kan?\" urai Bambang. Menurutnya, “perkawinan” antara Golkar dengan PD-PAN-PKB sangat terbuka lebar, sebab koalisi besar yang digagas Partai Gerindra dengan capres Prabowo Subianto masih terganjal beberapa masalah, termasuk gagalnya PPP berkoalisi dengan Gerindra. Termasuk sinyalemen adanya upaya menggagalkan pencapresan Prabowo. \"Yang jelas bandul politik itu nanti rasanya ditentukan Golkar. Tapi kami tetap menunggu hasil real count KPU dan Rapimnas Golkar. Kami optimistis hasil suara pileg partai kami lebih besar dari hasil hitung cepat versi lembaga quick count karena adanya margin of error yang satu persen sampai dua persen itu,\" pungkas Bambang. (ind)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: