Prabowo-Hatta Ingin Kemenangan Merata

Prabowo-Hatta Ingin Kemenangan Merata

JAKARTA - Calon presiden (capres) Prabowo Subianto dan calon wakil presiden (cawapres) Hatta Rajasa menegaskan tim pemenangannya tidak akan memfokuskan perolehan suara di satu daerah saja. Pasalnya, pada dasarnya di setiap daerah Indonesia dirasa penting untuk memenangkan pemilu presiden (pilpres) 2014. “Kita akan bekerja keras di seluruh Indonesia. Di setiap provinsi, kota maupun kabupaten. Karena bagaimanapun setiap daerah itu penting,” ujar Prabowo di Kantor KPU, Menteng Jakarta Pusat, Minggu (1/6). Menurutnya, tim suksesnya juga pihak terus berjuang untuk mendapat dukungan dari seluruh rakyat Indonesia dan juga dukungan para ulama. “Tentunya dukungan para ulama sangat sangat penting bagi kami. Juga semua elemen bangsa Indonesia,” ucapnya. Lebih lanjut Prabowo menyampaikan, terkait dengan adanya kampanye hitam yang menyudutkannya soal dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM), ia berpendapat masalah itu bukan hal yang harus ditanggapi. Sebab, lanjutnya, rakyat Indonesia dapat memilah kampanye positif dan kampanye hitam, sehingga pihaknya tidak mengkhawatirkan ada upaya serangan yang menjatuhkan citranya. “Rakyat kita sudah tidak bodoh lagi, rakyat kita tahu fitnah itu bagaimana. Jadi, kita serahkan kepada rakyat,” imbuhnya. Sesuai dengan Peraturan KPU Nomor 4 Tahun 2014 tentang tahapan pilpres setelah pengambilan nomor urut pasangan capres dan cawapres, maka kedua pasangan calon akan melakukan deklarasi kampanye damai pada 3 Juni 2014. Selanjutnya masa kampanye capres-cawapres akan berlangsung pada 4 Juni hingga 5 Juli 2014. Sementara itu peneliti Point Indonesia Karel Susetyo meminta dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK), harus mendeklarasikan kampanye positif. Hal ini supaya tidak terjadi gesekan antar pendukungnya. Menurutnya, pendukung yang satu menegasikan pendukung lainnya. Seharusnya, sosial media menjadi diskursus argumentatif yang saling menguatkan lewat kritik konstruktif. “Dengan membedah visi, misi dan program para calon presiden. Bukan saling caci atau menjadi ajang kampanye hitam,” katanya. Dia mengatakan, kondisi saat ini semakin tidak sehat ketika para calon presiden termasuk juga tim suksesnya justru memprovokasi pendukung di dunia maya lewat kode semiotis yang arogan. “Yakni, Kita vs Mereka. Ini bisa mendorong terjadinya kekerasan kolektif di tingkat akar rumput dan konfrontasi antar pendukung,” ujarnya. (dms)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: