20 % Pengidap HIV/AIDS usia Remaja 14-24 Tahun
CIREBON- Epidemi penyebaran virus HIV/AIDS dewasa ini tergolong sangat memprihatinkan karena bisa menyebabkan hilangnya generasi di masa mendatang (lost generation). Hal itu di dasarkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Syaeful Badar, MA selaku Ketua LSM Warga Siaga yang berkecimpung di bidang pencgahan HIV/AIDS yang ada di Kota Cirebon. Data yang diperoleh radarcirebon.com menyebutkan bahwa penyebaran virus ini sudah merambah ke banyak kalangan dan jenjang usia. Dari mulai usia remaja yang menginjak dewasa berkisar antara 15-20 tahun, sampai usia dewasa dan lanjut usia. Diakuinya, kalangan lelaki memang selama ini berpotensi lebih besar mengidap penyakit tersebut dibandingkan dengan kaum perempuan. Ia pun berharap agar pmerintah bersama masyarakat untuk dapat bekerjasama dalam mencegah penularan virus mematikan tersebut. \"Saya berharap agar pemerintah dan segenap lapisan masyarakat peduli terhadap generasi mendatang agar jangan sampai terkena atau mengidap penyakit tersebut,\" katanya, kemarin. Pria yang juga berprofesi sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi di Kota Cirebon ini juga menambahkan bahwa pihaknya selalu gencar untuk melakukan sosialisasi - sosialisasi di setiap event tertentu demi pemberian pemahaman terhadap masyarakat luas. Rilis data yang diterima radarcirebon.com pun menyebutkan, berdasarkan penelitian Syaeful, pemicu penularan HIV Aids di Indonesia terbagi kedalam empat gelompang. Gelombang pertama terangkum dari mulai tahun 1987 - 1997 berasal dari hubungan seks sejenis antar lelaki (homo), sedangkan gelombang kedua yakni tahun 1997-2007 berasal dari pengguna narkoba dengan jarum suntik. Sementara itu, gelombang ketiga yaitu dari rentang waktu tahun 2007 trend penularanya heteroseksual yakni dari hubungan seks lelaki kepada istrinya. Dari tahun 2007 sampai sekarang penularan dari ibu yang mengidap HIV kepada bayi yang dilahirkan termasuk paling mengkhawatirkan karena jika itu terjadi maka anak yang dilahirkan sudah menderita penyakit tersebut. Penyebaran virus HIV hanya bisa ditularkan dengan prilaku seks beresiko, penggunaan jarum suntik, dan penularan dari ibu hamil yang mengidap HIV kepada anak yang dilahirkanya. Menurut Syaeful, Jumlah kumulatif AIDS yang dilaporkan menurut pekerjaanya dengan rentang waktu tahun 1987 sampai dengan tahun 2013 yang paling tertinggi adalah dari kalangan profesi ibu rumah tangga dengan berjumlah sekitar 6.230 pengidap HIV. Laporan perkembangan HIV/AIDS akhir tahun 2013 kemarin yang bersumber dari Kementrian Kesehatan RI menyebutkan 20% penderita virus ini adalah dari kalangan remaja usia 14-24 tahun. Usia kalangan remaja terbilang rentan karena pada masa itulah seseorang berusaha untuk menemukan jati dirinya sehingga lebih mudah tergoda untuk melakukan hal negatif. Hal itulah yang menjadikan kekhawatiran akan terjadinya lost generation atau hilangnya generasi di masa mendatang. \"Dengan mengacu pada laporan tersebut, hal ini sangat memungkinkan untuk adanya lost generation\" kata Syaeful. Faktor lainya dengan faktor resiko penularan virus HIV AIDS kebanyakan dilakukan oleh kaum lelaki penjaja seks atau lelaki yang gemar melakukan hubungan seks dengan banyak perempuan. \"Kaum lelaki pembeli seks merupakan faktor yang paling banyak mempengaruhi penyebaran virus HIV AIDS secara masif\" ungkapnya kepada radarcirebon.com. Oleh karena itu, Syaeful mendesak kepada pemerintah untuk tidak hanya menindak para perempuan penjajah seks namun juga untuk para lelaki pelaku seks atau pelanggan seks mesti diberikan tindakan serupa. Pasalnya, selama ini dalam raziah-raziah yang dilakukan pemerintah cenderung hanya menyoroti perempuan penjaja seks semata namun untuk para lelaki tidak diberikan tindakan serupa. Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan guna pencegahan penyebaran virus HIV AIDS diantaranya dengan rumus TOP yaitu Temukan yang positif, Obati yang ditemukan dan Pertahankan yang ditemukan agar jangan sampai menular. Tanggung jawab untuk pencegahan virus tersebut pada dasarnya adalah tanggung jawab kita semua untuk dapat menghindari penyebaran virus tersebut sejaligus juga tidak mengucilkan penderitanya. (Srp)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: